Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kerusuhan Sambas 1999: Penyebab, Kronologi, dan Dampak

Kompas.com - 06/08/2021, 15:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

Sumber Kompas.com

KOMPAS.com - Kerusuhan Sambas adalah pecahnya kerusuhan antaretnis di wilayah Kabupaten Sambas dan sekitarnya. 

Kerusuhan Sambas terjadi pada 1999, akibat kejengkelan Melayu terhadap para oknum pendatang dari Madura. 

Pekerjaan yang dilakukan warga Madura tidak beda jauh dengan warga Melayu, yaitu sebagai petani dan buruh.

Karena memiliki kesamaan pekerjaan, terjadi kasus perebutan sumber daya ekonomi terutama tanah pertanian.

Bermula dari situ, kerusuhan di antara kedua suku ini terjadi. 

Akibat Kerusuhan Sambas, sebanyak 1.189 orang tewas, 168 terluka berat, 34 luka ringan, 3.833 rumah dibakar dan dirusak, serta 12 mobil dan 9 motor dibakar atau dirusak.

Selain itu, sebanyak 58.544 warga Madura mengungsi dari Kabupaten Sambas ke Pontianak.

Baca juga: Abdul Kahar Mudzakkir: Pendidikan dan Perannya

Latar Belakang

Pemicu kerusuhan Sambas muncul sejak tahun 1990-an.

Terjadi perselisihan yang terutama dialami oleh petani jeruk orang Melayu melawan perusahaan Bimantara Citra Mandiri (BCM). 

Melalui pekerjaan sebagai petani jeruk, sebagian besar warga suku Melayu mendapatkan penghasilan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. 

Akan tetapi, setelah itu pasaran jeruk dimonopoli oleh pemerintah dan aparat. 

Mulai sejak itu, masyarakat Melayu mengalami krisis ekonomi yang hebat. 

Tidak berhenti di situ, warga Melayu juga terpaksa harus berhadapan dengan tekanan lain yang datang dari orang-orang Madura. 

Warga Madura datang ke Melayu dengan niat ingin mendominasi dan berkuasa dengan cara kekerasan. 

Kian tahun, kedatangan warga Madura semakin bertambah dan sedikit demi sedikit mulai menggeser kependudukan warga Melayu terutama di bidang ekonomi.

Pekerjaan yang biasa dilakoni warga Madura juga tidak beda jauh dengan warga Melayu, yaitu sebagai petani dan buruh.

Akibatnya, pekerjaan yang dilakukan oleh warga Madura sama dengan yang dilakukan orang Melayu.

Oleh sebab itu, terjadi kasus perebutan sumber daya ekonomi terutama tanah pertanian.

Baca juga: Pangeran Mohammad Noor: Kiprah dan Perannya 

Kronologi

Konflik antara kedua suku ini akhirnya pecah tahun 1999.

Pada 17 Januari 1999, seorang pria mencoba mencuri sepeda motor milih salah seorang warga Melayu. Ia adalah Hasan.

Setelah Hasan berhasil ditangkap, ia lantas dipukuli oleh warga sebelum akhirnya diserahkan ke Polsek Jawai. 

Selanjutnya, tiga orang warga Madura dari Desa Sari Makmur mendatangi Polsek Jawai. Lalu, oleh polisi, Hasan diperbolehkan untuk pulang.

Hasan kembali ke rumah dalam keadaan sudah babak belur. Kondisi ini lantas membuat keluarga Hasan merasa sangat marah. 

Tepat pada 19 Agustus 1999, sekitar 300 warga Madura dari Desa Sari Makmur menyerang warga Melayu di Desa Parit Setia. 

Akibatnya, tiga orang meninggal, di antaranya dua orang Melayu dan satu orang Dayak.

Melihat kejadian tersebut, Camat Tebas berusaha mendamaikan keduanya, tetapi warga Melayu tidak menerimanya. 

Masih di bulan yang sama, di Selakau, Kalimantan Barat, terjadi aksi pembakaran dan penyerangan ke kampung orang Madura. 

Sekitar 1.000 orang mendatangi kampung Madura tersebut dan membakar rumah-rumah di sana. 

Sore harinya, terjadi pembunuhan terhadap orang Madura yang baru saja datang setelah empat hari pergi memancing ikan. 

Setelah itu, pembakaran massal juga dilakukan oleh warga Melayu di Desa Mentibar. Akibatnya, warga Madura segera mengungsi secara besar-besaran. 

Baca juga: Kerusuhan Priok: Latar Belakang, Kronologi, dan Dampak

Dampak

Demi menyelesaikan konflik antara kedua suku tersebut, pemerintah Kabupaten Sambas memutuskan untuk memindahkan warga Madura dari Kambas ke Kotamadya Pontianak. 

Dari Kerusuhan Sambas sekitar 1.189 orang tewas dan sebanyak 58.544 warga Madura mengungsi dari Kabupaten Sambas ke Pontianak. 

Selain itu, 168 orang mengalami luka berat, 34 luka ringan, 3.833 rumah dibakar dan dirusak, serta 12 mobil dan 9 motor dibakar atau dirusak.

Referensi: 

  • Purwana, Bambang Hendrarta Suta. (2003). Konflik Antar Komunitas di Sambas 1999. Pontianak: Romeo Grafika.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com