Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kubilai Khan, Penguasa Terbesar Asia

Kompas.com - 02/08/2021, 09:00 WIB
Widya Lestari Ningsih,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kubilai Khan adalah kaisar Mongol kelima yang berkuasa antara 1260-1294.

Pada 1271, ia juga mendirikan Dinasti Yuan untuk memenuhi ambisinya sebagai kaisar China.

Kubilai Khan pun resmi menjadi bangsa Mongol pertama yang menguasai seluruh China setelah menaklukkan Dinasti Song pada 1279.

Di bawah pemerintahannya, Dinasti Yuan mampu menguasai seluruh China, Mongolia, Korea, dan beberapa wilayah di sekitarnya.

Sementara wilayah kekuasaan Kekaisaran Mongol mencapai Samudra Pasifik, Laut Hitam, Siberia, hingga Afghanistan.

Selama berkuasa, Kubilai Khan juga menebarkan pengaruh hingga Timur Tengah dan Eropa.

Ia bahkan mengangkat penjelajah asal Italia, Marco Polo, sebagai salah satu pejabat penting di kekaisarannya.

Awal kehidupan

Kubilai Khan lahir pada 23 September 1215, sebagai putra dari pasangan Tolui dan Sorkhotani Beki.

Ia adalah cucu dari Genghis Khan, pendiri Kekaisaran Mongol.

Kakeknya dikenal sebagai sosok yang mampu menyatukan suku-suku nomaden di dataran tinggi Mongol dan melakukan penaklukkan ke sebagian besar wilayah Asia Tengah dan China.

Pada saat Kubilai Khan lahir, wilayah Kekaisaran Mongol telah membentang dari Laut Kaspia hingga Samudra Pasifik.

Ia dan saudara-saudaranya dibesarkan oleh ibu mereka, yang memang mendedikasikan hidupnya untuk masa depan sang putra.

Sedikit yang diketahui tentang masa kecil Kubilai Khan, namun yang pasti ia telah diajari seni berperang sejak kecil.

Selain itu, ia juga mempelajari filosofi dan kebudayaan China sejak dini.

Ketika usianya menginjak 17 tahun, sang ayah meninggal dan pamannya, Ogodei Khan, naik takhta menjadi kaisar Mongol.

Ogodei kemudian mengangkat Kubilai Khan menjadi gubernur di Provinsi Hebei.

Pada 1240, ia telah mengumpulkan banyak penasihat dari berbagai etnis, termasuk pejabat Turki, Shiban Kristen Nestorian, tentara Mongol, hingga tokoh muslim Asia Tengah.

Kubilai Khan kemudian banyak belajar tentang ajaran Buddha dan Konfusianisme.

Baca juga: Dinasti Yuan: Sejarah, Perkembangan, dan Keruntuhan

Menjadi kaisar Mongol

Pada 1251, saudara tertua Kubilai Khan, Mongke, naik takhta menjadi kaisar Mongol.

Ia kemudian diangkat oleh Mongke Khan menjadi penguasa China bagian utara.

Pada 1251, Kubilai Khan diperintah oleh kakaknya untuk menaklukkan Kerajaan Dali di Yunnan.

Yunnan akhirnya takluk pada 1256, dan setelah itu ia mendirikan ibu kota di wilayah China utara.

Pada 1259, Mongke melancarkan serangan ke Dinasti Song dan memerintahkan adik bungsunya, Arik Boke, untuk melindungi ibu kota Mongol, Karakorum.

Mongke tewas dalam pertempuran itu, dan Arik Boke segera merebut takhta kekaisaran.

Kubilai Khan yang tengah berperang melawan Dinasti Song di Provinsi Sichuan pun langsung kembali ke ibu kotanya dan menobatkan diri sebagai kaisar.

Akibatnya, Kubilai Khan dan Arik Boke terlibat dalam perang saudara.

Selang tiga tahun kemudian, Kubilai Khan keluar sebagai pemenang dan resmi menjadi kaisar Mongol kelima.

Setelah berkuasa, ia aktif membangun sarana pendidikan, melakukan ekspansi wilayah ke berbagai wilayah di Asia, mengeluarkan uang kertas, serta mendukung berbagai kebijakan yang merangsang pertumbuhan ekonomi kekaisaran.

Kubilai Khan terus menggalakkan perdagangan internasional hingga Kekaisaran Mongol mencapai puncak keemasannya.

Para pedagang dari China pun dapat berdagang hingga ke Eropa dengan aman.

Berbagai invasi ke negeri-negeri Asia Timur dan Tenggara yang telah dimulai sebelum ia naik takhta juga terus digalakkan.

Setelah berhasil menguasai Korea pada 1254, Kubilai Khan berambisi menaklukkan Jepang dan negeri-negeri di Asia Tenggara, termasuk Jawa.

Baca juga: Dinasti Ming: Sejarah, Masa Kejayaan, Keruntuhan, dan Peninggalan

Mendirikan Dinasti Yuan

Di samping memajukan Kekaisaran Mongol, Kubilai Khan bermaksud untuk mewujudkan mimpinya, yaitu menjadi kaisar China.

Pada 1271, Kubilai Khan secara resmi menyatakan berdirinya Dinasti Yuan dengan gaya tradisional China dan memindahkan ibu kotanya ke Beijing.

Ia pun berhasil menaklukkan Dinasti Song, yang berkuasa di China sejak 960 M, pada 1279 dalam Pertempuran Yamen.

Meski dalam hal pemerintahan Kubilai Khan banyak mengadopsi tradisi China, tetapi ia tetap memertahankan nilai-nilai bangsa Mongol.

Ia juga dikenal sebagai pemimpin yang cukup bijaksana karena memperbolehkan toleransi dalam beragama.

Kubilai Khan bahkan memercayakan jabatan tinggi di istananya kepada penjelajah asal Italia, Marco Polo.

Marco Polo menjadi pegawai kekaisaran Mongol selama 16 tahun, hingga dirinya kembali ke Venesia pada 1291.

Kegagalan kampanye militer

Pasca 1279, pemerintahan Kubilai Khan mulai menghadapi kesulitan keuangan karena peperangan dan berbagai proyek pembangunan lainnya.

Upaya-upayanya untuk mengumpulkan pendapatan dari pajak pun terganggu oleh korupsi dan skandal politik.

Hal inilah yang diduga menjadi salah satu penyebab kegagalan serangan Mongol ke Jepang dan berbagai negeri di Asia Tenggara, termasuk Pulau Jawa.

Baca juga: Serangan Mongol ke Jawa: Penyebab dan Kronologinya

Kegagalan kampanye militer Kubilai Khan juga disebabkan oleh faktor alam.

Armada besarnya yang terdiri dari sekitar 140.000 tentara yang hendak menyerang Jepang, dihantam oleh ganasnya topan.

Akibatnya, sebagian besar kapalnya tenggelam, sementara sekitar setengah dari pasukannya tewas atau ditangkap.

Setelah kegagalan itu, Kubilai Khan bermaksud menyerang Pulau Jawa pada 1293 untuk menghukum Raja Kertanegara dari Kerajaan Singasari.

Hal ini dilakukan setelah Raja Kertanegara menolak untuk tunduk pada Kekaisaran Mongol dan membayar upeti.

Namun, dalam waktu kurang dari setahun, pasukan Kubilai Khan terpaksa mundur karena serangan pasukan Raden Wijaya, pendiri Kerajaan Majapahit.

Akhir hidup

Kubilai Khan menjadi sangat sedih setelah istri dan pewarisnya meninggal.

Suasana hatinya menjadi semakin buruk setelah mengetahui kampanye militernya ke Vietnam dan Jepang menemui kegagalan.

Ia kemudian menarik diri dari pemerintahan dan melampiaskan kesedihannya pada makanan dan minuman.

Alhasil, kesehatannya semakin memburuk karena berbagai macam penyakit mulai menggerogoti tubuhnya.

Kubilai Khan meninggal pada 18 Februari 1294 di usia 78 tahun.

Dua hari kemudian, rombongan membawa jenazahnya ke pemakaman para kaisar di Mongolia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com