Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kedatangan NICA dan Sekutu Setelah Proklamasi Kemerdekaan

Kompas.com - 31/07/2021, 09:30 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kedatangan NICA atau pemerintahan sipil Hindia Belanda dan Sekutu ke Indonesia terjadi setelah Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu, 15 Agustus 1945. 

Artinya, Sekutu memiliki hak atas kekuasaan Jepang di berbagai wilayah yang pernah dikuasainya, salah satunya Indonesia. 

Oleh karena itu, Sekutu datang ke Indonesia untuk melucuti tentara Jepang yang kalah dalam Perang Dunia II.  

Akan tetapi, sebelum Sekutu datang ke Indonesia, telah terlebih dulu ditandatangani Persetujuan Bersama atau Civil Affairs Agreement antara Inggris dengan Belanda.

Oleh sebab itu, Sekutu masuk ke Indonesia dengan dibonceng oleh NICA, dipimpin Van der Plass dan Van Mook. Tujuannya adalah agar Belanda dapat kembali menguasai Indonesia.

Baca juga: Aloei Saboe: Peran dan Perjuangannya

Latar Belakang

Kedatangan NICA dan Sekutu ke Indonesia bermula saat Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu, 15 Agustus 1945. 

Kejadian ini menjadi arti bahwa Sekutu memiliki hak atas kekuasaan Jepang di berbagai wilayah yang pernah dikuasai Jepang.

Terkhususnya wilayah yang sebelumnya adalah jajahan negara-negara yang masuk kelompok Sekutu, termasuk Belanda yang pernah menguasai Indonesia.

Oleh karena itu, Sekutu datang ke Indonesia dengan tujuan untuk melucuti tentara Jepang yang kalah dalam Perang Dunia II. 

Sekutu juga ingin mengembalikan pemerintahan sipil yang telah dijajah oleh Jepang. 

Akan tetapi, sebelum Sekutu datang ke Indonesia, telah terlebih dulu ditandatangani Persetujuan Bersama atau Civil Affairs Agreement antara Inggris dengan Belanda. 

Perjanjian ini mengatur pemindahan kekuasaan di Indonesia dari British Mililtary Administration kepada Netherland Indies Civil Administration (NICA) pada 24 Agustus 1945.

Oleh sebab itu, NICA kemudian membonceng tentara Sekutu untuk kembali ke Indonesia. Tujuannya adalah agar Belanda dapat kembali menguasai Indonesia. 

Pada 20 Oktober 1945, Sekutu yang dipimpin Brigadir Bethel datang ke Indonesia. 

Maksud mereka adalah untuk menerima penyerahan kekuasaan dari tangan Jepang, membebaskan para tawanan perang Jepang di Indonesia, dan melucuti senjata para tawanan.

Selain itu, Sekutu juga berjanji tidak akan mengakui aktivitas NICA dan badan-badan yang di bawhanya. 

Namun, pada kenyataannya, Sekutu berkhianat. 

Sekutu ternyata diboncengi oleh NICA, yang kemudian mempersenjatai bekas tawanan. 

Baca juga: Achmad Tahir: Peran dan Perjuangannya

Alasan NICA Mempersenjatai Tawanan

Pada awalnya, Sekutu datang ke Indonesia dengan tiga tujuan, yaitu:

  1. Membebaskan warga Eropa yang menjadi tawanan perang
  2. Melucuti dan memulangkan tentara Jepang
  3. Memulihkan tatanan di seantero Indonesia sampai Belanda dapat mengelola kembali bekas kawasan jajahannya itu. 

Pada saat itu, kira-kita terdapat lebih dari 68.000 tawanan perang di Jawa dan lebih dari 13.000 di Sumatera. 

Sebagian besar dari para tawanan adalah orang Belanda.

Mula-mula, Sekutu masuk ke Jakarta pada September 1945, kemudian Surabaya, dan Medan. 

Baca juga: Kisah Pelayaran Christopher Columbus

Kota-kota tersebut dikuasai karena dianggap sebagai wilayah kunci, agar upaya pemulangan tentara Jepang dan tawanan perang berjalan lebih mudah.

Akan tetapi, Sekutu menghadapi persoalan dengan Indonesia, sehingga mereka harus mempersenjatai para tawanan. 

Apa alasan pasukan NICA yang membonceng pasukan Sekutu mempersenjatai para tawanan perang Jepang?

Untuk dapat menghadapi perlawanan dari Indonesia, Sekutu perlu dibantu oleh tentara Jepang.

Itulah sebabnya, Sekutu mempersenjatai para tawanan perang Jepang.   

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com