Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Muhammad Mangundiprojo: Peran, Perjuangan, dan Akhir Hidup

Kompas.com - 07/07/2021, 17:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Muhammad Mangundiprojo adalah pejuang kemerdekaan dan perwira militer Indonesia asal Sragen.

Mangundiprojo turut berjuang dalam Pertempuran Surabaya yang terjadi pada 10 November 1945. 

Baca juga: Tragedi Trisakti: Latar Belakang, Kronologi, dan Korban Penembakan

Kehidupan

H.R. Muhammad Mangundiprojo lahir di Sragen, Jawa Tengah, 5 Januari 1905. 

Muhammad Mangundiprojo adalah cicit dari Sultan Demak, Sutodiwiryo atau Kiai Ngali Muntoha.

Muhammad Mangundiprojo lulus dari OSVIA atau sekolah pegawai negeri sipil tahun 1927. 

Setelah lulus, ia bekerja sebagai Pamong Praja, wakil kepala jaksa, dan asisten wedana, di Jombang, Jawa Timur. 

Namun setelah Jepang menduduki Indonesia, Muhammad Mangundiprojo bergabung dalam Pembela Tanah Air (PETA) tahun 1944.

Ia pun mengenyam pendidikan militer di Surabaya.

Baca juga: Putri Mardika: Latar Belakang, Peran, dan Pengurus

Karier Militer

Setelah lulus dari pendidikan militer, Muhammad Mangundiprojo ditugaskan sebagai Daidancho atau Komandan Batalyon PETA di Sidoarjo, Jawa Timur.

Pasca kemerdekaan, seluruh anggota PETA menjadi pasukan inti Badan Keamanan Rakyat (BKR). 

Kemudian ia juga menjabat sebagai bendahara BKR Jawa Timur. 

Tanggal 5 Oktober 1945, BKR pun ditingkatkan fungsinya dan berubah nama menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR).

Operasi militer terbesar yang pernah dilalui oleh Muhammad Mangundiprojo adalah ketika pasukan Belanda (NICA) tiba di Surabaya pada 25 Oktober 1945. 

Ia bersama Bung Tomo, Dul Arnowo, Abdul Wahab, dan Drg Moestopo, memimpin perlawanan terhadap pasukan Sekutu seluruh penjuru Surabaya.

Setelah mengakhiri kariernya dalam dunia militer, Muhammad Mangundiprojo ditugaskan menjadi Bupati Ponorogo periode 1951 sampai 1955. 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com