Selama di Kutaraja, Hasan aktif di bidang agama serta pendidikan. Ia bergabung dengan Muhammadiyah.
Sedangkan dalam bidang pendidikan, Hasan mempelopori berdirinya Dana Pelajar Aceh atau Atjehsche Studiefonds.
Organisasi ini didirikan untuk membantu anak Aceh yang tidak mampu sekolah.
Pasca kemerdekaan, Teuku Muhammad Hasan, ia diangkat menjadi Gubernur Sumatera yang pertama, dengan ibu kotanya yang berada di Medan.
Pada Desember 1948, saat Yogyakarta dikuasai Belanda, para tokoh pemimpin di Sumatera mengadakan pertemuan.
Mereka berkumpul di Halaban pada 22 Desember 1948. Dalam rapat tersebut kemudian dibentuk Pemerintahan Darurat Republik Indonesia.
Baca juga: Gatot Mangkoepradja: Kehidupan, Kiprah, dan Akhir Hidup
Teuku Muhammad Hasan meninggal dunia pada 21 September 1997.
Atas sumbangsihnya, Hasan dianugerahi gelar Pahlawan Nasional berdasarkan Keputusan Presiden RI No. 085/TK/Tahun 2006, 3 November 2006.