Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cut Meutia: Kehidupan, Perjuangan, dan Akhir Hidup

Kompas.com - 02/06/2021, 14:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

Namun, pada 1901, Chik Muhammad kembali melakukan serangan mendadak dan berhasil menghancurkan pertahanan Belanda di sana.

Atas keberhasilannya ini, Teuku Chik Muhammad diangkat menjadi Bupati Keureutoe oleh Sultan Aceh.

Pada 1905, Chik Muhammad ditangkap oleh Belanda. Ia dimasukkan ke dalam penjara dan ditembak mati oleh pasukan Belanda. 

Setelah suami kedua meninggal, Cut Meutia menikah lagi dengan Pang Nanggroe. Dengan suami ketiganya ini akhirnya mereka melanjutkan melawan penjajahan Belanda.

Ia bersama Pang Nanggroe bergabung dengan pasukan lainnya di bawah pimpinan Teuku Muda Gantoe.

Cut Meutia dan Pang Naggroe saling bahu membahu melawan Belanda. 

Baca juga: Nyai Ahmad Dahlan: Masa Muda, Kiprah, dan Akhir Hidup

Perjuangan

Namun, pada suatu pertempuran dengan Korps Marechausee, satuan militer bentukan kolonial Hindia Belanda, di Paya Ciem, Cut Meutia bersama para wanita lain melarikan diri ke hutan.

Pang Nanggroe sendiri melanjutkan perlawanan hingga tewas pada 26 September 1910.

Mengetahui hal tersebut, Cut Meutia bangkit dan terus melakukan perlawanan bersama sisa-sisa pasukannya, yaitu 45 orang dan 13 senjata. 

Cut Meutia menyerang dan merampas pos-pos kolonial sambil bergerak menuju Gayo melintasi hutan belantara. 

Baca juga: Teungku Chik di Tiro: Kehidupan, Perjuangan, dan Akhir Hidup

Akhir Hidup

Namun, pada 24 Oktober 1910, Cut Meutia bersama pasukannya ditemukan oleh pihak Belanda dari persembunyiannya di Paya Cicem. 

Awalnya ia menolak untuk ditangkap sambil memegang rencong, senjata khas Aceh.

Cut Meutia gugur ketika pasukan Belanda menembaknya di kepala dan dada.

Atas jasa-jasanya, pada 19 Desember 2016, pemerintah Republik Indonesia mengabdikannya dalam pecahan uang kertas rupiah baru Republik Indonesia, Rp1.000. 

Ia juga dikukuhkan menjadi Pahlawan Nasional Indonesia. 

Nama Cut Meutia juga diabadikan di beberapa tempat. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com