Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Golongan Pemuda Menolak Proklamasi lewat PPKI?

Kompas.com - 21/05/2021, 12:46 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Proklamasi kemerdekaan Indonesia dipicu oleh kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II. 

Kekalahan Jepang memberi celah Indonesia untuk dapat segera memproklamasikan kemerdekaan. 

Sebelumnya, Jepang juga sudah memberikan janji kemerdekaan kepada Indonesia.

Untuk memenuhi janji tersebut, Jepang membentuk dua buah badan, yaitu Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). 

Ketika Jepang menyerah terhadap Sekutu, mereka menyembunyikan berita ini dari Indonesia. 

Sampai akhirnya Sutan Sjahrir, salah satu tokoh golongan muda, mendengar kabar melalui sebuah radio bahwa Jepang telah menyerah tanpa alasan kepada Sekutu. 

Mereka mendesak Soekarno dan Hatta untuk mempercepat proklamasi kemerdekaan Indonesia.

Baca juga: Raden Dewi Sartika: Kehidupan, Gagasan, dan Kiprahnya

Golongan Muda menolak Proklamasi melalui PPKI

Pada 14 Agustus 1945 Jepang secara sembunyi-sembunyi telah menyerah kepada Sekutu.

Berita ini mereka sembunyikan agar Indonesia tidak mengetahui peristiwa itu. Semua alat komunikasi di Indonesia telah dikuasai oleh Jepang.

Namun, beberapa pejuang kemerdekaan, khususnya golongan muda, berhasil mengetahui info kekalahan Jepang.

Tokoh yang mendengar berita kekalahan Jepang adalah Sutan Sjahrir.

Para pemuda yang mendengar kabar ini kemudian berpendapat bahwa kekalahan Jepang menjadi kesempatan besar untuk segera memerdekakan Indonesia.

Mereka pun mendesak Soekarno dan Hatta untuk segera memproklamasikan Indonesia, selambat-lambatnya 16 Agustus 1945.

Namun keduanya menolak. Soekarno dan Hatta ingin mencari tahu lebih lanjut kebenaran informasi tersebut.

Keduanya juga berpendapat kalau proklamasi kemerdekaan Indonesia harus dibicarakan dulu dengan PPKI. Para golongan pemuda ini pun menolak pendapat tersebut.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com