Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jong Islamieten Bond: Latar Belakang, Tujuan, dan Tokoh

Kompas.com - 06/05/2021, 14:02 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Jong Islamieten Bond atau Perhimpunan Pemuda Islam adalah organisasi perhimpunan pemuda dan pelajar Islam Hindia Belanda. 

JIB sendiri diberdirikan pada 1 Januari 1925 di Batavia oleh Sjamsuridjal. 

Baca juga: Kepercayaan Animisme: Pengertian, Sejarah, dan Contohnya

Latar Belakang

Ketua dari Jong Java, Syamsuridjal, menyampaikan pendapat kepada Jong Java agar organisasi ini membuka kursus agama Islam bagi para anggota Muslim.

Serta tidak keberatan juga untuk membuka kursus bagi pemeluk agama lain. 

Hal tersebut diutarakan karena ia banyak melihat para guru kolonial di sekolah suka melontarkan kata-kata sinis terhadap agama Islam dan ajarannya. 

Selain itu, bagi Syamsuridjal, mempelajari agama Islam juga merupakan salah satu hal yang sangat penting bagi kaum muda terpelajar. 

Namun, usulannya saat itu ditolak, karena ia dituduh ingin menyelewengkan Jong Java dan akan bermain politik di dalamnya. 

Setelah usulannya ditolak, ia pun mendatangi Ahmad Dahlan, HOS Cokroaminoto, dan Agus Salim untuk meminta nasehat dari mereka. 

Ketiga tokoh ini kemudian menyetujui usulan dari Syamsuridjal. 

Akhirnya, sejumlah pemuda Islam, kurang lebih 200 orang, berusia antara 14 sampai 35 tahun bersepakat untuk membentuk Ikatan Pemuda Islam atau yang dikenal Jong Islamieten Bond. 

Baca juga: Oto Iskandar Di Nata: Kehidupan, Budi Utomo, dan Penculikan

Tujuan

Tujuan didirikan JIB adalah sebagai berikut:

  1. Mempelajari agama Islam dan menganjurkan agar ajaran-ajarannya diamalkan.
  2. Menumbuhkan simpati terhadap Islam dan pengikutnya, di samping toleransi yang positif terhadap orang-orang yang berlainan agamanya. 

Kedua tujuan tersebut direalisasikan melalui beberapa kegiatan, seperti:

Penerbitan 

JIB telah mengeluarkan majalah yang juga diedarkan secara umum pada Maret 1925 bernama An-Nur atau Het Licht. 

Kursus dan ceramah 

JIB juga mengadakan kursus serta ceramah-ceramah tentang agama Islam yang dilakukan oleh tokoh sentral, H. Agus Salim. 

Kepanduan dan kewanitaan 

Dalam hal ini, JIB membentuk Jong Islamieten Bond Dames Afdeling (JIBDA) yang berarti kegiatan-kegiatan dalam bidang kewanitaan. 

Organisasi ini ikut aktif memperjuangkan masalah-masalah kewanitaan dalam forum nasional. 

Baca juga: Zaman Neolitikum: Ciri-ciri, Manusia Pendukung, dan Hasil Kebudayaan

Tokoh 

Syamsuridjal 

Syamsuridjal adalah politisi berkebangsaan Indonesia. 

Ia pernah menjabat sebagai Wali Kota Jakarta pada periode 1951-1953, Wali Kota Surakarta periode 1946-1949, dan Wali Kota Bandung periode 1945-1946. 

Agus Salim 

Agus SAlim adalah pejuang kemerdekaan Indonesia yang ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional Indonesia pada 27 Desember 1961. 

Ia juga pernah menjadi pemimpin salah satu organisasi Islam besar di Indonesia, yaitu Sarekat Islam. 

Ahmad Dahlan 

Ahmad Dahlan merupakan pendiri Muhammadiyah dan seorang ulama terkemuka di Masjid Besar Kasultanan Yogyakarta. 

HOS Cokroaminoto 

HOS Cokroaminoto merupakan salah satu pemimpin organisasi Islam pertama di Indonesia, Sarekat Islam. 

Beberapa tokoh lain dalam JIB sendiri, yaitu merupakan anggota dari Jong Sumatranen Bond, Jong Java, dan organisasi pemuda lainnya. 

Referensi: 

  • Masruri, Siswanto. (1991). Jong Islamieten Bond dan Cendekiawan Muslim di Indonesia. UNISIA 9. XI. III. 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com