Saat Sultan Maulana Muhammad diangkat sebagai raja menggantikan ayahnya, usianya baru sembilan tahun.
Oleh karena itu, untuk sementara waktu roda pemerintahan dijalankan oleh Pangeran Arya Jepara, pamannya.
Setelah dewasa, Sultan Maulana Muhammad resmi memerintah Banten.
Semasa pemerintahannya, Banten menyerang Palembang yang dijadikan batu loncatan untuk menguasai Selat Malaka.
Namun, serangan itu gagal dan Maulana Muhammad wafat dalam pertempuran pada 1596 M.
Kerajaan Banten berhasil mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa.
Beberapa hal yang dilakukannya untuk memajukan Kesultanan Banten di antaranya, sebagai berikut.
Baca juga: Raja-Raja Kerajaan Aceh
Sultan Ageng Tirtayasa adalah salah satu raja yang gigih menentang pendudukan VOC di Indonesia.
Hal itu kemudian memicu VOC melakukan politik adu domba antara Sultan Ageng Tirtayasa dengan putranya, Sultan Haji.
Siasat VOC pun berhasil, hingga Sultan Haji mau bekerjasama dengan Belanda demi meruntuhkan kekuasaan ayahnya.
Pada 1683, Sultan Ageng Tirtayasa ditangkap dan dipenjara sehingga harus menyerahkan kekuasaannya kepada putranya.
Penangkapan Sultan Ageng Tirtayasa menjadi tanda berkibarnya kekuasaan VOC di Banten.
Meski Sultan Haji diangkat menjadi Sultan Banten selanjutnya, namun pengangkatan tersebut disertai beberapa persyaratan yang tertuang dalam Perjanjian Banten.
Sejak saat itu, Kesultanan Banten tidak lagi memiliki kedaulatan dan penderitaan rakyat semakin berat.
Dengan kondisi demikian, sangat wajar apabila masa pemerintahan Sultan Haji diwarnai banyak kerusuhan, pemberontakan, dan kekacauan di segala bidang.
Referensi: