Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kepercayaan Masyarakat Jawa Sebelum Masuknya Hindu Buddha

Namun, kepercayaan tersebut mulai luntur dan bahkan akhirnya menghilang atau mengalami asimilasi dengan ritual-ritual ajaran agama baru.

Dalam perkembangan sejarahnya, masyarakat Jawa menunjukkan sifat-sifatnya yang unik.

Salah satunya adalah kemampuan menerima terhadap hal-hal dan budaya baru yang berasal dari luar, termasuk dalam hal agama.

Sejak awal, masyarakat Jawa telah menunjukkan sikap keterbukaannya sehingga agama-agama dari luar, seperti Hindu dan Buddha, dapat diterima.

Lantas, bagaimana sistem kepercayaan masyarakat Jawa sebelum kedatangan Hindu Buddha?

Sistem kepercayaan masyarakat Jawa

Animisme dan dinamisme diyakini sebagai bentuk dari kepercayaan serta keyakinan yang telah dikenal oleh masyarakat Jawa pada era sebelum kedatangan Hindu Buddha.

Animisme adalah bentuk religi yang berdasarkan pada kepercayaan bahwa alam semesta merupakan tempat berdiamnya berbagai macam roh.

Kepercayaan itu kemudian melahirkan aktivitas-aktivitas keagamaan tertentu untuk memuja roh-roh yang diyakini mendiami alam di sekitar.

Masyarakat Jawa pra-Hindu Buddha sejak lama telah memercayai anismisme.

Mereka percaya bahwa gunung, pohon, sungai-sungai, lautan, sawah, dan ladang merupakan benda-benda tempat bersemayamnya para roh.

Karena keyakinan itu, mereka merasa perlu untuk melakukan pemujaan dan ritual-ritual tertentu dengan tujuan agar roh-roh tersebut merasa senang sehingga memberikan perlindungan.

Sementara itu, dinamisme adalah bentuk keyakinan yang berdasarkan kepercayaan terhadap kekuatan-kekuatan supranatural atau mistis.

Sama halnya dengan animisme, kepercayaan masyarakat terhadap kekuatan supranatural tersebut melahirkan bentuk ritual atau aktivitas keagamaan tertentu.

Ada pula sumber manyatakan bahwa dinamisme adalah kepercayaan kepada suatu daya kekuatan atau kekuasaan magis yang dianggap halus atau berjasad serta dapat dimiliki atau tidak dimiliki oleh benda, binatang, dan manusia.

Konon, istilah dinamisme berasal dari bahasa Yunani, dynamis, yang berarti kekuatan, kekuasaan dan khasiat-khasiat.

Menurut para ahli, dinamisme memiliki perbedaan dengan animisme.

Perbedaannya terletak pada keberadaan dinamisme yang dapat dibuktikan ataupun dikaji secara ilmiah.

Menurut para ahli, dinamisme adalah suatu nama ilmiah bagi suatu jenis keagamaan dan memiliki beberapa kesamaan di berbagai dunia.

Realitanya, masyarakat Jawa bukan hanya mempercayai kehadiran roh yang mendiami alam semesta, tetapi juga meyakini adanya kekuatan-kekuatan pada suatu benda atau makhluk hidup yang diyakini dapat memberikan manfaat atau khasiat tertentu dalam kehidupan.

Oleh sebab itu, masyarakat Jawa melakukan ritual dan kegiatan keagamaan untuk menghormati kekuatan yang dimiliki oleh benda-benda tersebut.

Animisme dan dinamisme merupakan bentuk keagamaan tertentu yang secara umum banyak dianut oleh masyarakat sebelum datangnya kepercayaan di berbagai daerah, termasuk di Jawa.

Sudah memiliki kesadaran beragama

Sebelum mengenal Hindu dan Buddha, masyarakat Jawa sebenarnya telah memiliki kesadaran beragama yang muncul karena kesadaran dan keyakinan terhadap adanya roh serta kekuatan gaib.

Oleh karena itu, sebelum Hindu dan Buddha masuk ke Jawa, masyarakatnya bukanlah masyarakat yang tidak beragama.

Sementara itu, agama seperti Islam, Kristen, Hindu, dan Buddha, mulai datang belakangan setelahnya ke Tanah Jawa.

Secara historis, berkembangnya animisme dan dinamisme di kalangan masyarakat Jawa kuno menunjukkan bahwa masyarakat Jawa sudah memiliki kesadaran beragama berdasarkan pada keyakinan dan kepercayaan.

Referensi:

  • Baidawi, Kamil H. (2020). Sejarah Islam Di Jawa: Menelusuri Genealogi Islam Di Jawa. Yogyakarta: Araska

https://www.kompas.com/stori/read/2024/01/30/180416879/kepercayaan-masyarakat-jawa-sebelum-masuknya-hindu-buddha

Terkini Lainnya

Ragam Reaksi Rakyat Sumatera terhadap Berita Proklamasi Kemerdekaan

Ragam Reaksi Rakyat Sumatera terhadap Berita Proklamasi Kemerdekaan

Stori
Jumlah Pasukan Perang Badar

Jumlah Pasukan Perang Badar

Stori
Konferensi Yalta: Tokoh, Hasil, dan Dampaknya

Konferensi Yalta: Tokoh, Hasil, dan Dampaknya

Stori
Narciso Ramos, Tokoh Pendiri ASEAN dari Filipina

Narciso Ramos, Tokoh Pendiri ASEAN dari Filipina

Stori
Biografi Pangeran Diponegoro, Sang Pemimpin Perang Jawa

Biografi Pangeran Diponegoro, Sang Pemimpin Perang Jawa

Stori
Biografi Mohammad Yamin dan Perjuangannya

Biografi Mohammad Yamin dan Perjuangannya

Stori
Ras yang Mendominasi Asia Timur dan Asia Tenggara

Ras yang Mendominasi Asia Timur dan Asia Tenggara

Stori
Sejarah Kelahiran Jong Java

Sejarah Kelahiran Jong Java

Stori
7 Fungsi Pancasila

7 Fungsi Pancasila

Stori
Sa'ad bin Ubadah, Calon Khalifah dari Kaum Anshar

Sa'ad bin Ubadah, Calon Khalifah dari Kaum Anshar

Stori
JH Manuhutu, Presiden Pertama RMS

JH Manuhutu, Presiden Pertama RMS

Stori
Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan di Sunda Kecil

Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan di Sunda Kecil

Stori
Apa yang Dimaksud Kepulauan Sunda Besar?

Apa yang Dimaksud Kepulauan Sunda Besar?

Stori
Kenapa Bali, NTB, dan NTT Disebut Sunda Kecil?

Kenapa Bali, NTB, dan NTT Disebut Sunda Kecil?

Stori
Sejarah Tarian Rangkuk Alu

Sejarah Tarian Rangkuk Alu

Stori
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke