Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kehidupan Sosial dan Budaya di Jazirah Arab Sebelum Kedatangan Islam

Banyak kemajuan yang terjadi pada bangsa Arab setelah Islam hadir, seperti ilmu pengetahuan hingga perdaban Islam yang luar biasa.

Lalu bagaimana kehidupan di Jazirah Arab sebelum kedatangan Islam?

Sebelum Islam masuk dalam kehidupan di Jazirah Arab, bangsa Arab membangun hubungan kekerabatan antar anggota keluarga dan masyarakatnya.

Adapula sistem yang terapkan tersebut kelak menjadi skala pengukur sejauh mana keberhasilan Rasulullah membangun masyarakat sesuai dengan ajaran Islam.

Kehidupan sosial

Permusuhan Antar Klan

Bangsa Arab terdiri atas berbagai kabilah. Adapun struktur masyarakat Arab didasarkan pada susunan klan.

Keanggotaan dalam klan ini didasarkan pada hubungan darah yang bersifat mengikat keluarga di kabilah.

Pada sistem kabilah, semua anggotanya memiliki hubungan yang didasarkan pertalian darah sehingga mampu menumbuhkan solidaritas kesukuan dalam melawan musuh.

Mereka hidup dengan menggunakan tenda yang masing-masing dihuni oleh keluarga suatu klan (kabilah).

Masing-masing anggota klan menganggap satu sama lain bersaudara dan tunduk di bawah kekuasaan yang dipegang oleh kepala suku (syaikh al-kabilah).

Jadi, semua anggota klan mempunyai tugas dan hak sama, khususnya Baduwi dengan anggapan bahwa mereka merupakan seorang yang merdeka sejak lahir.

Di kalangan Arab Baduwi, ada kewajiban individu utama, yaitu membela anggota keluarganya yang berada dalam bahaya apa pun kondisinya, meski orang itu telah berbuat dosa kepada suku lain.

Namun, jika seseorang membunuh anggota klannya sendiri, tidak ada seorang pun dari klannya yang akan membela.

Sementara itu, apabila dari anggota klan lain yang membunuh, klan korban akan menuntut balas.

Pembunuhan dibalas dengan pembunuhan pula. Dendam pembunuhan itu bahkan bisa berlangsung selama empat puluh tahun dan menimbulkan perang antarsuku.

Anggapan lebih mulia dari suku lain

Bangsa Arab menganggap bahwa bangsa mereka lebih mulia daripada bangsa lain.

Anggapan itu didasarkan pada kemurnian darah, kefasihan lisan, dan jiwa kesatria mereka.

Keberanian berperang, tabah, dendam membara, bersedia membela yang lemah, dan gemar menonjolkan kekuatan merupakan sifat-sifat yang ada pada kabilah, sehingga memerlukan arahan menuju hal positif.

Semangat permusuhan menimbulkan peperangan antarsuku yang berkepanjangan dalam sejarah bangsa Arab Jahiliyah, seperti salah satunya yang terkenal adalah Ayyam Al-'Arab (The Days of the Arabians).

Adapula peperangan yang terkenal di masa jahiliyah, yaitu Perang Busus.

Perang ini terjadi antara suku Bakr dan Taghlib di timur laut Arabia selama 40 tahun hanya karena masalah seekor unta.

Zaman jahiliyah dikaitkan dengan tindakan yang tidak mengenal perikemanusiaan lantaran didorong oleh hawa nafsu.

Kata jahiliyah oleh sebagian orang diartikan sebagai 'kebodohan', tetapi secara harfiah dirasa kurang tepat karena penamaan zaman ini dikaitkan dengan konteks realitas kehidupan sosial dan keagamaan mereka.

Kebudayaan Bangsa Arab

Meskipun disebut zaman jahiliyah, bukan berarti bangsa Arab sebelum memeluk Islam, tidak berkebudayaan.

Bangsa Arab adalah salah satu bangsa yang berkebudayaan tinggi saat itu, tetapi tidak berperadaban dan bermoral.

Kebudayaan mereka yang menonjol ialah di bidang bahasa dan sastra.

Bangsa Arab Jahiliyah merupakan satu-satunya bangsa di dunia yang memiliki minat dan rasa kekaguman karena dapat mengekspresikan perasaan mereka.

Jika orang Yunani dikenal dengan kemajuan seni dan arsitekturnya,bangsa Arab dikenal dengan sastranya, yaitu syair-syairnya yang indah.

Kedudukan penyair dinilai penting di tengah-tengah masyarakat Arab Jahiliyah. Jika salah seorang dari mereka menjadi penyair, orang-orang lainnya akan berdatangan untuk mengucapkan selamat.

Bagi mereka, penyair merupakan suatu kehormatan dan kemasyhuran yang menjadi tameng perlindungan nama baik dari hinaan orang lain.

Seorang penyair dengan syair-syairnya yang mengandung pujian ataupun cacian di dalamnya dapat mengangkat derajat keluarga ataupun kerajaaan, sehingga mereka menjadi terhormat ataupun sebaliknya.

Referensi:

  • Pulungan, J. S. (2017). Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Amzah.

https://www.kompas.com/stori/read/2023/12/27/180000479/kehidupan-sosial-dan-budaya-di-jazirah-arab-sebelum-kedatangan-islam

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke