Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Partai Politik Peserta Pemilu di Indonesia dari Masa ke Masa

Indonesia telah melaksanakan pemilu sebanyak 12 kali sebagai bagian dari mekanisme pergantian pemerintahan di tingkat legislatif (Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan Dewan Perwakilan Daerah) serta eksekutif (presiden dan wakil presiden).

Berikut ini partai politik yang berpartisipasi dalam pemilu di Indonesia dari masa ke masa.

Pemilu 1955

Pemilu 1955 merupakan tonggak sejarah penting dalam demokrasi Indonesia. Berikut adalah partai politik yang berpartisipasi:

  • Partai Nasional Indonesia (PNI)
  • Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi)
  • Partai Nahdlatul Ulama (NU)
  • Partai Komunis Indonesia (PKI)
  • Partai Syarikat Islam Indonesia (PSII)
  • Partai Kristen Indonesia (Parkindo)
  • Partai Katolik
  • Partai Sosialis Indonesia (PSI)
  • Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia (IPKI)
  • Pergerakan Tarbiyah Islamiyah (Perti)
  • Partai Rakyat Nasional (PRN)
  • Partai Buruh
  • Gerakan Pembela Panca Sila (GPPS)
  • Partai Rakyat Indonesia (PRI)
  • Persatuan Pegawai Polisi RI (P3RI)
  • Partai Musyawarah Rakyat Banyak (Murba)
  • Badan Permusyawaratan Kewarganegaraan Indonesia (Baperki)
  • Persatuan Indoenesia Raya (PIR) Wongsonegoro
  • Grinda
  • Persatuan Rakyat Marhaen Indonesia (Permai)
  • Persatuan Daya (PD)
  • PIR Hazairin
  • Partai Politik Tarikat Islam (PPTI)
  • Angkatan Kemenangan Umat Islam (AKUI)
  • Persatuan Rakyat Desa (PRD)
  • Partai Republik Indonesis Merdeka (PRIM)
  • Angkatan Comunis Muda (Acoma)

Pemilu 1971

Pada 1971, Indonesia mengalami perubahan signifikan setelah berakhirnya pemerintahan Presiden Soekarno dan Orde Lama.

Pemilu dilaksanakan pada 5 Juli 1971 untuk memilih anggota DPR dan DPRD.

Pesertanya terdiri dari 10 partai politik dan 1 organisasi masyarakat, yaitu:

  • Nahdlatul Ulama (NU)
  • Parmusi
  • PSII (Persatuan Islam)
  • PERTI (Persatuan Tarbiyah Islamiyah)
  • Partai Kristen Indonesia
  • Partai Katolik
  • Partai Murba
  • IPKI (Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia)
  • Partai Nasional Indonesia (PNI)
  • Golkar

Golkar keluar sebagai pemenang dengan mayoritas suara, diikuti oleh NU, PNI, dan Parmusi. Hasil Pemilu ini diikuti oleh Sidang Umum MPR pada Maret 1973 yang melantik Soeharto dan Sri Sultan Hamengkubuwono IX sebagai presiden dan wakil presiden.

Pemilu 1977

Pemilu ketiga berlangsung pada 2 Mei 1977. Pemungutan suara dilaksanakan serentak.

Pemilu 1971 diikuti dua partai yang merupakan hasil fusi atau peleburan partai politik dan satu ormas, yaitu Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang merupakan fusi dari NU, Parmusi, Perti, dan PSII.

Lalu, Partai Demokrasi Indonesia (PDI) yang merupakan fusi dari PNI, Parkindo, Partai Katolik, Partai IPKI, dan Partai Murba.

Golkar meraih suara mayoritas diikuti oleh PPP dan PDI. Pemilu ini diikuti oleh Sidang Umum MPR yang kembali melantik Soeharto dan H. Adam Malik Batubara sebagai Presiden dan Wakil Presiden.

Pemilu 1982, 1989, 1992, dan 1997

Dalam empat pemilu berturut-turut (1982, 1989, 1992, dan 1997), hanya ada tiga partai politik yang berpartisipasi pada pesta demokrasi di Indonesia, yaitu Golkar, PPP, dan PDI.

Golkar selalu memenangi suara terbanyak dalam empat pemilu tersebut.

Sidang Umum MPR secara berkesinambungan mengkonfirmasi Soeharto sebagai Presiden, dan wakil presiden berganti sepanjang periode tersebut dari Umar Wirahadikusumah, Sudharmono, Try Sutrisno, hingga Bacharuddin Jusuf (BJ) Habibie.

Pemilu 1999

Pemerintahan Presiden Soeharto berakhir pada 21 Mei 1998 karena tekanan krisis ekonomi dan demonstrasi reformasi. Sebagai respons terhadap tuntutan reformasi, pemilu yang awalnya dijadwalkan pada 2002 dimajukan menjadi tahun 1999.

Pemilu pada 7 Juni 1999 menjadi tonggak sejarah sebagai pemilu pertama dalam era reformasi. Berbeda dengan pemilu sebelumnya, terdapat 48 partai yang berpartisipasi, mencerminkan keragaman warna politik.

Sejumlah partai yang berperan dalam Pemilu 1999 antara lain: Partai Indonesia Baru, Partai Kristen Nasional Indonesia, Partai Nasional Indonesia Supeni, Partai Aliansi Demokrat Indonesia, Partai Kebangkitan Muslim Indonesia, Partai Umat Islam, Partai Kebangkitan Umat, Partai Masyumi Baru, Partai Persatuan Pembangunan, Partai Syarikat Islam Indonesia, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Partai Abul Yatama, Partai Kebangsaan Merdeka.

Lalu ada Partai Demokrasi Kasih Bangsa, Partai Amanat Nasional, Partai Rakyat Demokratik, Partai Syarikat Islam Indonesia 1905, Partai Katolik Demokrat, Partai Pilihan Rakyat, Partai Rakyat Indonesia, Partai Politik Islam Indonesia Masyumi, Partai Bulan Bintang, Partai Solidaritas Pekerja, Partai Keadilan, Partai Nahdlatul Umat, Partai Nasional Indonesia - Front Marhaenis, Partai Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia, Partai Republik, Partai Islam Demokrat, Partai Nasional Indonesia - Massa Marhaen, Partai Musyawarah Rakyat Banyak.

Kemudian, Partai Demokrasi Indonesia, Partai Golongan Karya, Partai Persatuan, Partai Kebangkitan Bangsa, Partai Uni Demokrasi Indonesia, Partai Buruh Nasional, Partai Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong, Partai Daulat Rakyat, Partai Cinta Damai, Partai Keadilan dan Persatuan, Partai Solidaritas Pekerja Seluruh Indonesia, Partai Nasional Bangsa Indonesia, Partai Bhineka Tunggal Ika Indonesia, Partai Solidaritas Uni Nasional Indonesia, Partai Nasional Demokrat, Partai Ummat Muslimin Indonesia, dan Partai Pekerja Indonesia.

Dari 48 partai tersebut, hanya 21 yang berhasil meraih kursi di DPR, dengan PDI-P menjadi pemenang mayoritas suara. Setelah melalui proses Sidang Umum MPR, Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dan Megawati Soekarnoputri dari PDI-P dilantik sebagai presiden dan wakil presiden yang terpilih.

Pasangan ini kemudian digantikan oleh Megawati Soekarnoputri dan Hamzah Haz setelah melalui Sidang Istimewa MPR RI pada 23 Juli 2001.

Pemilu 2004

Tahun 2004 mencatat sejarah baru dengan pengenalan pemilihan langsung presiden dan wakil presiden oleh rakyat Indonesia.

Proses ini diawasi oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang baru dibentuk.

Pemilu dilaksanakan pada 5 April 2004 untuk memilih anggota DPR, DPD, dan DPRD, diikuti dengan Pemilu Presiden pada 5 Juli 2004 (putaran I) dan 20 September 2004 (putaran II).

Dalam pelaksanaannya, 24 partai politik bersaing, dan untuk pertama kalinya, diterapkan sistem electoral threshold sebesar tiga persen, berdasarkan hasil Pemilu 1999.

Partai-partai yang berpartisipasi dalam Pemilu 2004 meliputi PDI-P, PPP, PKB, Golkar, PAN, PBB, PKS, Partai Nasional Indonesia Marhaenisme, Partai Buruh Sosial Demokrat, Partai Merdeka, Partai Persatuan Demokrasi Kebangsaan, Partai Perhimpunan Indonesia Baru, Partai Nasional Banteng Kemerdekaan, Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia, Partai Penegak Demokrasi Indonesia, Partai Persatuan Nahdlatul Ummah Indonesia, Partai Karya Peduli Bangsa, Partai Bintang Reformasi, Partai Damai Sejahtera, Partai Patriot Pancasila, Partai Sarikat Indonesia, Partai Persatuan Daerah, Partai Pelopor.

Golkar keluar sebagai pemenang, dan Susilo Bambang Yudhoyono serta Jusuf Kalla terpilih sebagai Presiden dan Wakil Presiden.

Pemilu 2009

Pemilu 2009 mengadopsi metode yang serupa dengan tahun 2004 dengan beberapa penyesuaian. Salah satu perubahan signifikan adalah penggantian electoral threshold dengan parliamentary threshold sebesar 2,5 persen.

Pemilu diadakan pada 9 April 2009 untuk memilih anggota DPR, DPD, dan DPRD, dilanjutkan dengan Pemilu Presiden pada 8 Juli 2009.

Dari 38 partai yang ikut serta, hanya 9 partai yang berhasil melampaui parliamentary threshold, yaitu Demokrat, Golkar, PDI-P, PKS, PAN, PPP, PKB, Gerindra, dan Hanura.

Presiden dan wakil presiden yang terpilih pada saat itu adalah Susilo Bambang Yudhoyono dan Boediono.

Pemilu 2014

Pemilu 2014 tidak menunjukkan perbedaan mencolok dari tahun-tahun sebelumnya. Pemungutan suara dilaksanakan pada 9 April 2014 di dalam negeri dan 30 Maret hingga 6 April 2014 di luar negeri.

Pemilu Presiden diadakan dalam satu putaran pada 9 Juli 2014. Dari 12 partai yang berkompetisi, hanya 10 yang berhasil melewati parliamentary threshold sebesar 3,5 persen berdasarkan perolehan suara Pemilu 2009.

Partai yang memenuhi threshold tersebut adalah PDI Perjuangan, Golkar, Gerindra, Demokrat, PKB, PAN, PKS, Nasdem, PPP, dan Hanura. Joko Widodo dan Jusuf Kalla terpilih sebagai presiden dan wakil presiden pada Pemilihan Presiden 2014.

Pemilu 2019

Pemilihan umum tahun 2019 diselenggarakan pada 17 April, diikuti oleh 14 partai politik nasional dan 4 partai politik lokal Aceh.

Sembilan partai berhasil memperoleh kursi di Senayan, termasuk PDI-P, Gerindra, Golkar, PKB, NasDem, PKS, Demokrat, PAN, dan PPP.

Tujuh partai lainnya, yaitu Perindo, Berkarya, PSI, Hanura, PBB, PKPI, dan Garuda, meraih suara di bawah ambang batas parlemen.

Hasilnya, Joko Widodo dan Ma’ruf Amin terpilih sebagai presiden dan wakil presiden pada Pemilihan Presiden 2019.

Referensi:

  • Husein, H. (2014). Pemilu Indonesia. Jakarta: Perludem.

https://www.kompas.com/stori/read/2023/11/29/080000079/partai-politik-peserta-pemilu-di-indonesia-dari-masa-ke-masa

Terkini Lainnya

Ragam Reaksi Rakyat Sumatera terhadap Berita Proklamasi Kemerdekaan

Ragam Reaksi Rakyat Sumatera terhadap Berita Proklamasi Kemerdekaan

Stori
Jumlah Pasukan Perang Badar

Jumlah Pasukan Perang Badar

Stori
Konferensi Yalta: Tokoh, Hasil, dan Dampaknya

Konferensi Yalta: Tokoh, Hasil, dan Dampaknya

Stori
Narciso Ramos, Tokoh Pendiri ASEAN dari Filipina

Narciso Ramos, Tokoh Pendiri ASEAN dari Filipina

Stori
Biografi Pangeran Diponegoro, Sang Pemimpin Perang Jawa

Biografi Pangeran Diponegoro, Sang Pemimpin Perang Jawa

Stori
Biografi Mohammad Yamin dan Perjuangannya

Biografi Mohammad Yamin dan Perjuangannya

Stori
Ras yang Mendominasi Asia Timur dan Asia Tenggara

Ras yang Mendominasi Asia Timur dan Asia Tenggara

Stori
Sejarah Kelahiran Jong Java

Sejarah Kelahiran Jong Java

Stori
7 Fungsi Pancasila

7 Fungsi Pancasila

Stori
Sa'ad bin Ubadah, Calon Khalifah dari Kaum Anshar

Sa'ad bin Ubadah, Calon Khalifah dari Kaum Anshar

Stori
JH Manuhutu, Presiden Pertama RMS

JH Manuhutu, Presiden Pertama RMS

Stori
Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan di Sunda Kecil

Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan di Sunda Kecil

Stori
Apa yang Dimaksud Kepulauan Sunda Besar?

Apa yang Dimaksud Kepulauan Sunda Besar?

Stori
Kenapa Bali, NTB, dan NTT Disebut Sunda Kecil?

Kenapa Bali, NTB, dan NTT Disebut Sunda Kecil?

Stori
Sejarah Tarian Rangkuk Alu

Sejarah Tarian Rangkuk Alu

Stori
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke