Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tujuan Kerajaan Mataram Islam Menyerang Batavia

Kerajaan Mataram Islam melakukan serangan pertama ke Batavia pada 29 Agustus.

Lalu, pada Mei 1629, Mataram melakukan serangan kedua, tetapi berujung gagal.

Lantas, apa tujuan Kerajaan Mataram Islam menyerang Batavia?

Untuk mengusir VOC dari Pulau Jawa

Serangan Sultan Agung ke Batavia memiliki tujuan utama yaitu mengusir VOC dari Pulau Jawa.

Sebab, pada masa itu, Batavia menjadi pusat VOC di Kepulauan Nusantara.

Namun, sebelum serangan dimulai, Mataram sudah lebih dulu menjalin hubungan dengan VOC.

Saat itu, VOC mengirimkan duta besarnya untuk mengajak Sultan Agung agar mengizinkan VOC mendirikan loji-loji dagang di pantai utara Mataram.

Namun, Sultan Agung menolak permintaan itu, karena ia tidak ingin VOC menguasai ekonomi di pantai utara.

Penolakan inilah yang kemudian membuat hubungan antara Mataram dengan VOC renggang.

Waktu berlalu, VOC berhasil merebut Jayakarta dari Kesultanan Banten dan mengganti namanya menjadi Batavia.

Aksi perebutan ini membuat VOC memutuskan untuk memindahkan markas VOC ke Batavia.

Menyadari bahwa Batavia telah dipenuhi oleh VOC membuat Sultan Agung mulai berpikir untuk memanfaatkan VOC dalam persaingannya menghadapi Surabaya dan Kesultanan Banten.

Setelah berhasil menaklukkan Surabaya, Mataram berencana untuk menyerang Banten.

Akan tetapi, untuk bisa menyerang Banten, Mataram harus lebih dulu menyerang Batavia.

Karena saat itu Batavia sudah dikuasai oleh VOC, maka secara tidak langsung Kerajaan Mataram Islam harus mengusir keberadaan VOC dari Batavia.

Pada April 1628, Kyai Rangga, Bupati Tegal, dikirim ke Batavia untuk menyampaikan tawaran damai kepada VOC.

Akan tetapi, tawaran itu ditolak, sehingga Sultan Agung memutuskan untuk melakukan penyerangan.

Proses penyerangan Mataram Islam di Batavia

Pada 25 Agustus 1968, Sultan Agung tiba di Batavia.

Awalnya, Mataram mengaku bahwa kedatangannya ke Batavia adalah untuk berdagang di sana.

Namun, sejak awal Belanda sudah curiga terhadap kedatangan Mataram, karena saat itu mereka membawa kapal yang berukuran besar.

Keesokan harinya, Belanda mengizinkan sapi untuk dikirim, dengan syarat hanya satu kapal Mataram yang berlabuh.

Setelah itu, datang lagi tiga kapal Mataram lainnya.

Pihak Belanda pun semakin curiga dengan peningkatan jumlah kapal yang dibawa Mataram ke Batavia secara tiba-tiba.

Berlanjut, pada sore harinya, sebanyak lebih dari 20 kapal Mataram berlabuh dan langsung menurunkan pasukannya di utara benteng.

Melihat kondisi itu Belanda segera menarik pasukannya ke dalam benteng dan mulai menembaki orang-orang Jawa yang masuk.

Lebih lanjut, pada 28 Agustus 1968, sebanyak 27 kapal Mataram memasuki teluk dengan berlabuh cukup jauh dari Batavia.

Pasukan Mataram melakukan serangan pertama pada 29 Agustus 1968.

Namun, serangan itu berhasil dihalau oleh 120 pasukan VOC yang dipimpin oleh Jacob van der Plaetten.

Setelah gagal di serangan pertama, Kerajaan Mataram Islam melakukan serangan kedua pada Mei 1969.

Serangan kedua ini terdiri dari dua kekuatan, yaitu tentara Sunda Dipati Ukur, Bupati Priangan, dan tentara utama Jawa.

Total pasukan Mataram saat itu adalah sekitar 20.000 orang.

Pada serangan kedua ini, Sultan Agung sudah lebih matang dalam mempersiapkan strateginya.

Kendati begitu, hal ini tidak membuat pasukan Mataram unggul.

Sebab, terjadi sebuah masalah internal di antara komandan pasukan Mataram, adanya penyakit, dan kekurangan pasukan.

Alhasil, pasukan Mataram terpaksa mundur.

Setelah Mataram mundur, Batavia berhasil mempertahankan kedudukannya di Batavia.

Selama beberapa dekade berikutnya, VOC berhasil memperluas pengaruhnya dengan mengakuisisi dataran tinggi Priangan dan pelabuhan pantai utara Mataram, seperti Tegal, Kendal, dan Semarang.

Referensi:

  • Bertrand, Romain. (2011). Kisah Pertemuan Timur-Barat. Paris: Seuil. hlm. 420-436.

https://www.kompas.com/stori/read/2023/09/18/180000979/tujuan-kerajaan-mataram-islam-menyerang-batavia-

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke