Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tradisi Ela-ela, Cara Masyarakat Ternate Menyambut Lailatul Qodar

Setiap kelompok masyarakat memiliki caranya sendiri dalam memaknai malam Lailatul Qadar yang dikenal dengan malam seribu bulan itu.

Masyarakat muslim Ternate pun memiliki cara yang unik dalam menyambut datangnya malam tersebut dengan tradisi Ela-ela.

Tradisi Ele-Ele

Masyarakat Ternate di Kepulauan Maluku meyakini bahwa tanggal 27 Ramadhan merupakan waktu yang disebut dengan Lailatul Qadar.

Oleh karena itu, setiap malam tanggal 27 Ramadhan, masyarakat Ternate menyambut dengan suatu kegiatan yang beragam dan cenderung berbeda dari wilayah lainnya.

Pada malam Lailatul Qadar, masyarakat Ternate akan sibuk menghias halaman rumah mereka dengan api obor dari bambu.

Karena tradisi ini hanya dilakukan setahun sekali, orang-orang sangat antusias untuk menghias rumah mereka dengan obor yang menjadikan setiap sudut kampung benderang.

Kegiatan selanjutnya akan dilaksanakan setelah menunaikan ibadah shalat Tarawih secara bersama.

Setelah shalat Tarawih selesai dilaksanakan secara berjamaah, selanjutnya masyarakat akan berkumpul di halaman masjid untuk mendengarkan ceramah dan doa-doa kebaikan.

Tidak hanya sampai di situ, tradisi ini juga akan berlanjut lebih meriah setelah ceramah keagamaan berlangsung.

Setelah selesai ceramah, masyarakat Ternate akan berkumpul dan akan melakukan pawai obor mengelilingi kampung.

Semarak pawai obor ini diikuti oleh masyarakat Ternate tak terlepas tua maupun muda, laki-laki ataupun perempuan.

Selama pawai obor ini, masyarakat Ternate akan melantunkan shalawat kepada Nabi Muhammad SAW dengan meriah.

Selain melantunkan shalawat kepada nabi, mereka juga melantunkan pujian-pujian dan doa-doa supaya senantiasa diberkati, khususnya pada malam Lailatul Qadar.

Nilai-nilai yang termuat dalam tradisi ini akan terlihat dari semangat menyemarakkan sikap kebanggan terhadap agama Islam.

Tradisi Ela-ela juga mengandung nilai silaturahmi di dalamnya.

Kapan Tradisi Bermula?

Adanya budaya Ele-ela berkaitan dengan dominasi Islam di Ternate dalam sejarahnya.

Ternate dikenal sebagai pusat peradaban Islam yang ada di Kepulauan Maluku.

Sebab, di Ternate sendiri pernah eksis sebuah kerajaan bercorak Islam pada abad ke-13 hingga ke-19 Masehi, yaitu Kesultanan Ternate.

Tidak dapat dipastikan secara jelas kapan Islam masuk ke Ternate. Namun, besar kemungkinan pada sejak awal berdirinya Kesultanan Ternate, Islam telah dikenal oleh masyarakat setempat.

Sebab, Ternate pada masa itu telah menjadi tempat bermukimnya orang-orang Arab yang beraktivitas sebagai pedagang.

Menurut beberapa catatan yang dirangkum, keluarga Sultan Ternate telah memeluk Islam pada pertengahan abad ke-15 Masehi.

Pada masa pemerintahan Kesultanan Ternate, tradisi Ela-ela juga telah dilaksanakan oleh masyarakat Kesultanan Ternate Bersama dengan Sultan Ternate.

Jejak sejarah berdirinya sebuah kesultanan besar di Ternate meninggalkan suatu kebudayaan bagi masyarakatnya, termasuk tradisi Ela-ela itu sendiri.

Referensi:

  • Tim Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama R. 2018. Ensiklopedia Islam Nusantara Edisi Budaya. Jakarta Pusat: Kemenag RI.

https://www.kompas.com/stori/read/2023/04/06/180000579/tradisi-ela-ela-cara-masyarakat-ternate-menyambut-lailatul-qodar

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke