Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kitab Bustanussalatin, Sumber Sejarah Keberadaan Kerajaan Aceh

Ibu kota Kerajaan Aceh terletak di Kutaraja atau yang sekarang disebut Banda Aceh.

Kerajaan Aceh berhasil mencapai masa emasnya di bawah pemerintahan Sultan Iskandar Muda, yang bertakhta sejak 1607 hingga 1636 M.

Kejayaan Kerajaan Aceh sendiri tidak lepas dari lokasinya yang strategis, yaitu di dekat jalur pelayaran dan perdagangan internasional.

Kerajaan Aceh mulai mengalami kemunduran pada tahun 1641.

Penyebab runtuhnya Kerajaan Aceh adalah adanya perebutan kekuasaan di antara para pewaris takhta.

Pada akhirnya, Kerajaan Aceh berhasil ditaklukkan oleh kolonial Belanda.

Salah satu bukti sejarah adanya Kerajaan Aceh adalah adanya Kitab Bustanussalatin yang ditulis oleh Nurrudin ar-Raniri.

Asal-usul Kitab Bustanussalatin

Kitab Bustanussalatin adalah salah satu peninggalan Kerajaan Aceh. Kitab ini dibuat sejak masuknya penggunaan Bahasa Melayu dalam berbagai bidang di kerajaan.

Bustanussalatin memiliki arti taman raja-raja.

Kitab Bustanussalatin ditulis oleh Syeikh Nurrudin ar-Raniri pada 1047 H atau 1637 M, yakni pada masa Kerajaan Aceh yang dipimpin oleh Sultan Iskandar Muda.

Kitab Bustanussalatin menggambarkan bagaimana kehidupan Kerajaan Aceh pada abad ke-16 hingga abad ke-17.

Secara umum, Kitab Bustanussalatin memiliki isi secara agamawi dan historis yang dijadikan satu.

Kitab Bustanussalatin inilah yang paling lengkap mengisahkan raja-raja Melayu, khususnya Kerajaan Aceh.

Pembagian bab

Kitab Bustanussalatin terdiri dari tujuh bab, yaitu:

Siapa itu Nurrudin ar-Raniri?

Nurrudin ar-Raniri adalah seorang ulama yang bersumbangsih dalam sejarah Kerajaan Aceh dengan menulis Kitab Bustanussalatin.

Nurrudin ar-Raniri berasal dari Ranir, Gujarat, India. Meskipun berasal dari luar Indonesia, Nurrudin sudah banyak mengetahui tentang Melayu, khususnya Aceh.

Menurut catatan sejarah, Kitab Bustanussalatin ditulis antara tahun 1638 hingga 1641. Hal ini dapat terlihat dari syair naskah Bustanussalatin yang berbunyi:

"Ialah perkasa terlalu berani, turun-temurun nasib Sultani, Ialah menjunjung inayat Rahmani, bergelar Sultan Iskandar Tsani".

Kitab Bustanussalatin menjadi salah satu bacaan di kediaman Kerajaan Aceh.

Secara psikologis, Kitab Bustanussalatin memiliki nilai historis yang tinggi dan menjadi rujukan para sejarawan.

Referensi:

  • Amarseto, Binuko. (2017). Ensiklopedia Kerajaan Islam di Indonesia. Yogyakarta: Relasi Inti Media.
  • Srinansy dan Rachadian, Harry. (2010). Ensiklopedia Kerajaan-kerajaan Nusantara. Bandung: Multi Kreasi Satu Delapan.

https://www.kompas.com/stori/read/2023/02/28/200000179/kitab-bustanussalatin-sumber-sejarah-keberadaan-kerajaan-aceh

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke