Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Riwayat Stasiun Semarang Tawang, Cagar Budaya Langganan Kebanjiran

JAKARTA, KOMPAS.com - Stasiun Semarang Tawang adalah stasiun besar kereta api di Kota Semarang, Jawa Tengah.

Riwayat tentang Stasiun Semarang Tawang, paling banyak, adalah cerita tentang rendaman banjir.

Bahkan, bisa dikatakan, Semarang Tawang adalah cagar budaya langganan kebanjiran.

Laman Kompas.com pada informasi terkini menyebut bahwa banjir yang melanda Stasiun Semarang Tawang sejak 1 Januari 2023 berangsur surut pada 2 Januari 2023.

Stasiun Semarang Tawang

Catatan sejarah dari laman KAI.id menulis bahwa Stasiun Semarang Tawang hanya sekitar 2 meter di atas permukaan laut.

Lagian, lokasi Stasiun Semarang Tawang memang berada di bekas rawa meski tempatnya strategis.

Tanah di Stasiun Semarang Tawang pun tergolong tanal labil.

Arsitek Belanda Sloth-Blauwboer adalah perancang Stasiun Semarang Tawang.

Peresmian Stasiun Semarang Tawang terlaksana pada 1 Juni 1914.

Alkisah, sebelum pembangunan Stasiun Semarang Tawang, pihak pengelola kereta api Hindia Belanda, Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij (NISM) mesti melakukan pemadatan tanah dalam waktu cukup lama.

Pemadatan tanah oleh NISM berlangsung dengan teknik pemadatan menggunakan lempeng pelat beton.

Pemadatan tanah dengan pelat beton menjadi proyek penting agar Stasiun Semarang Tawang terbebas dengan banjir rob dari laut sekaligus pencegahan rendaman banjir saat musim hujan tiba.

Kendati demikian, masih perlu kerja keras bahkan sampai kini untuk mencegah banjir merendam Stasiun Semarang Tawang.

https://www.kompas.com/stori/read/2023/01/02/170000879/riwayat-stasiun-semarang-tawang-cagar-budaya-langganan-kebanjiran

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke