Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Willem Iskander dan Mohammad Syafei, Pendiri Sekolah Guru Pribumi yang Kerap Terlupa

Namun, selain Ki Hajar Dewantara, ternyata ada dua tokoh lain yang juga ikut andil memajukan sistem pendidikan di Tanah Air. Mereka adalah Willem Iskander dan Muhammad Syafei.

Willem Iskander dan Muhammad Syafei adalah dua pelopor sekolah guru pribumi yang kerap terlupa hingga sekarang.

Willem Iskander

Willem Iskander yang bernama asli Sati Nasution lahir di Panyabungan pada 1840.

Semasa hidup, Willem Iskander mengabdikan diri untuk memajukan pendidikan di Indonesia, khususnya bagi kaum bumiputera.

Baginya, baik pria maupun wanita memiliki hak yang sama untuk mendapatkan pendidikan yang setara.

Guna mencapai tujuannya tersebut, Willem Iskander memutuskan mendirikan sekolah untuk kaum bumiputera.

Pada 1862, Willem Iskander mendirikan Kweekschool voor Inlandsch Onderwijzers (Sekolah Guru Bumiputera) atau yang juga disebut Kweekschool Tanobato di Kota Panyabungan, Sumatera Utara.

Willem Iskander mendirikan sekolah tersebut sekembalinya dari mengenyam pendidikan di Belanda.

Kweekschool Tanobato memang bukan sekolah guru pertama yang didirikan di Hindia Belanda.

Meski begitu, Kweekschool Tonobato merupakan sekolah pertama yang terbuka untuk umum.

Artinya, siapa saja bisa sekolah di sana, tanpa memandang status dan latar belakangnya.

Kemudian, Willem mendapat kesempatan untuk melanjutkan pendidikan di Belanda. Akibatnya, Kweekschool Tanobato harus ditutup sementara dan diganti dengan Kweekschool Padang Sidempuan pada 1879.

Belum sempat membuka kembali Kweekschool Tanobato, Willem Iskandar sudah lebih dulu meninggal dunia pada usia 36 tahun, karena stress.

Mohammad Syafei

Mohammad Syafei adalah tokoh berdarah Jawa yang lahir di Ketapang, Kalimantan Barat, pada 1893.

Mohammad Syafei diangkat anak oleh seorang pendidik bernama Ibrahim Marah Soetan pada awal abad ke-20.

Sang ayah merupakan tokoh pendidik yang cukup terkemuka. Oleh sebab itu, dia ingin Mohammad Syafei mengikuti jejaknya.

Syafei pun dikirim ke Belanda untuk menimba ilmu di sekolah keguruan di sana.

Tujuannya agar Mohammad Syafei kelak dapat mendirikan sekolah untuk bumiputera.  Tidak disangka, harapan sang ayah terkabul.

Mohammad Syafei mendirikan Indonesische Nederland School (INS) di Desa Kayutanam, Sumatera Barat pada 1926.

Prinsip sistem pendidikan yang dikembangkan oleh Mohammad Syafei adalah hoof (otak), heart (hati), dan hand (tangan).

Salah satu tujuan Mohammad Syafei mendirikan INS adalah untuk memajukan sistem pendidikan di Indonesia yang waktu itu masih terbilang buruk.

https://www.kompas.com/stori/read/2022/11/25/150000579/willem-iskander-dan-mohammad-syafei-pendiri-sekolah-guru-pribumi-yang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke