Cerita Salak, Buah Tropis Berkulit Sisik Ular

JAKARTA, KOMPAScom - Salak adalah buah tropis yang berasal dari kawasan Asia Tenggara, termasuk Indonesia.

Literatur tentang buah salak di laman Kompas.com keluaran 26 Februari 2022 menyebutkan bahwa Kementerian Pertanian Republik Indonesia merilis pada 2020 tentang varietas unggul salak di Indonesia.

Sejatinya, tak banyak catatan tertulis tentang budidaya salak di Indonesia.

Kendati demikian, salak dikenal masyarakat luas, mayoritas di Jawa, Bali, Sumatra, dan sedikit di wilayah Kalimantan.

Nama Latin salak adalah Salacca zalacca.

Di kawasan Asia Tenggara, budidaya salak ada di Thailnad, Malaysia, dan Filipina

Ular

Salak dalam bahasa Inggris sering disebut sebagai buah ular atau snake fruit.

Pasalnya, kulit buah salak mirip dengan sisik ular.

Rekomendasi Kementerian Pertanian Republik Indonesia menyebut lima varietas salak yang bisa dijadikan oleh-oleh bagi wisatawan.

Salak pondoh atau salacca edulis ada di urutan pertama lantaran salak jenis ini punya dominasi rasa manis dan renyah.

Budi daya salak pondoh ada di kawasan Magelang, Jawa Tengah dan Sleman, Yogyakarta.

Salak madu ada di urutan kedua.

Salak jenis ini berbuah sepanjang musim.

Warna salak madu putih kekuningan seperti warna madu.

Di posisi ketiga adalah salak gading.

Berukuran lebih besar ketimbang salak pondoh dan salak madu, salak gading acap dianggap sebagai buah untuk terapi pengobatan kolesterol, stroke, dan diabetes.

Di posisi keempat adalah salak gula pasir.

Varietas salak gula pasir paling banyak ditanam di Bali.

Kelima adalah salak sidempuan.

Sesuai namanya, salak sidempuan banyak dibudidayakan di Padang Sidempuan, Sumatra Utara.

Daging buahnya berwarna kemerahan.