Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tolchah Hasan, Menteri Agama dalam Kabinet Persatuan

Sebagai ulama sekaligus tokoh Nahdlatul Ulama (NU), ia juga merintis sejumlah lembaga pendidikan yang berbasis Islam.

Di pemerintahan, Tolchah Hasan dikenal sebagai Menteri Agama dalam Kabinet Persatuan Nasional pada masa kepemimpinan Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.

Selama menjabat sebagai menteri agama, Tolchah Hasan dikenang atas jasanya dalam menangani sekaligus mengembangkan terkait zakat dan wakaf di Indonesia.

Berikut biografi KH Tolchah Hasan.

Lahir dan besar di Jawa Timur

KH Muhammad Tolchah Hasan lahir di Tuban, Jawa Timur, pada 10 Oktober 1936.

Sejak kecil, Tolchah Hasan ikut kakek dan neneknya di Lamongan karena sang ayah meninggal.

Ia dibesarkan dalam keluarga dengan ilmu agama Islam yang mendalam. Pendidikannya dimulai di Sekolah Rakyat (SR) dan Madrasah Ibtidaiyah di Lamongan.

Tolchah Hasan kemudian menempuh pendidikan di Tarbiyatul Waton (Gresik), sebelum akhirnya lanjut ke Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas dan Pondok Pesantren Tebuireng di Jombang.

Di Pondok Pesantren Tebuireng inilah Tolchah Hasan belajar banyak kitab ke banyak kiai.

Beberapa kitab yang ia pelajari adalah Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Chozin, Tafsir Jalalain, Tafsir Fatkhul Wahab, Fiqh Kifayatul Ahyar, ilmu nahwu, hadis, sorof, ushul fikih, ilmu hisab, dan ilmu mantiq.

Sedangkan beberapa kiai yang tercatat pernah menjadi guru Tolchah Hasan adalah KH Adlan Ali, Kiai Baidlowi, KH Mahfud, KH Anwar, KH Sansuri Badawi, KH Samsun, dan KH Idris.

Dari Jawa Timur, Tolchah Hasan sempat belajar di pondok pesantren di Pati, Jawa Tengah, sebelum akhirnya mengajar di Pondok Pesantren Miftakhul Ulum Bungkuk, Malang, dan belajar di perguruan tinggi di Malang.

Tokoh pendidikan dan ulama NU

Selama menempuh pendidikan panjang di pesantren, KH Muhammad Tolchah Hasan juga senang mengikutii organisasi kepemudaan dan kemasyarakatan.

Tercatat, ia pernah tergabung dalam Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), dan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII).

Dalam NU, Tolchah Hasan pernah menjabat sebagai Ketua Tanfidliyah PBNU (1989-1994) dan Wakil Rais ‘Aam Syuriah PBNU.

Di bidang pendidikan, pengabdiannya dilakukan dengan mendirikan sekolah-sekolah di bawah pengelolaan Yayasan Pendidikan Al-Ma’arif Singosari, Malang.

Yayasan yang diwariskan Tolchah Hasan pun tersebar di banyak tempat, bahkan hingga di Pekanbaru, Riau.

Selain itu, Tolchah Hasan juga pernah menjabat sebagai kepala sekolah, dekan, dan rektor, hingga berkiprah di dunia politik pada masa Orde Baru.

KH Tolchah Hasan adalah anggota Badan Pemerintahan Harian Pemerintah Daerah (BPH-PEMDA) Kabupaten Malang (1967-1973), anggota DPRD Kabupaten Malang, Ketua Cabang Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Kabupaten Malang (1973-1984), Wakil Ketua Majelis Pertimbangan PPP Wilayah Jawa Timur (1978-1984).

Menjadi Menteri Agama RI

KH Muhammad Tolchah Hasan adalah Menteri Agama dalam Kabinet Persatuan Nasional di masa kepemimpinan Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, mulai 29 Oktober 1999 sampai 13 Agustus 2001.

Selama menjabat sebagai Menteri Agama RI, Tolchah Hasan menaruh perhatian pada pengembangan badan penanganan zakat dan wakaf.

Keberadaan Direktorat Pengembangan Zakat dan Wakaf, yang menjadi tonggak penting perkembangan penanganan zakat dan wakaf di Indonesia adalah buah pemikiran Tolchah Hasan.

Selain itu, Tolchah Hasan memobilisasi pembentukan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) dan Badan Wakaf Indonesia (BWI).

Setelah tidak lagi menjadi Menteri Agama RI, Tolchah Hasan mendapat amanah menjabat sebagai Ketua Badan Pelaksana BWI (2007-2014) dan Wakil Ketua Dewan Penasihat Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat.

Wafat

Pada 2008, KH Tolchah Hasan mendapatkan penghargaan Bintang Mahaputra Adipradana dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono karena telah berjasa di berbagai bidang.

KH Muhammad Tolchah Hasan wafat pada 29 Mei 2019 di Malang, Jawa Timur.

https://www.kompas.com/stori/read/2022/09/13/133000679/tolchah-hasan-menteri-agama-dalam-kabinet-persatuan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke