Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Gun Jack, Preman Legenda di Yogyakarta

Selain itu, Gun Jack juga termasuk dalam bagian dari Gerakan Pemuda Ka’bah (GPK).

Menurut salah satu tokoh GPK, Gun Jack juga memiliki panggilan lain, yaitu Gowok.

Namun, terlepas dari semua julukan tersebut, Gun Jack adalah panggilannya yang paling terkenal.

Siapa Gun Jack?

Gun Jack atau yang bernama asli Agus Joko Lukito alias Gunardi adalah seorang preman melegenda dan terkenal asal Yogyakarta.

Ia tumbuh di Badran, Kecamatan Bumijo, Yogyakarta.

Gun Jack atau yang oleh keluarganya akrab disapa Babe diketahui bekerja sebagai pemilik warung bakso.

Akan tetapi, ternyata pekerjaan Gun Jack bukan itu saja. Ia juga merupakan seorang preman tunggal di Yogyakarta.

Sebelumnya, keluarga Gun Jack hanya tahu ia bekerja sebagai seorang wiraswasta biasa.

Namun, suatu waktu, keanehan mulai terlihat. Sebab, sebagai seorang pemilik warung bakso, Gun Jack memiliki segerombolan anak buah yang selalu siap untuk melaksanakan perintahnya.

Selain itu, Gun Jack juga acap kali didatangi oleh teman-temannya yang berperawakan besar dan cukup menakutkan.

Kecurigaan terhadap Gun Jack pun semakin bertambah ketika ditemukan banyak senjata tajam di dalam mobilnya.

Dari kejanggalan-kejanggalan inilah baru pada akhirnya keluarga Gun Jack tahu bahwa ia adalah seorang preman.

Gun Jack kerap mengamankan perjudian lokal dan dibayar oleh para petinggi untuk menyokong aktivitas para bandar.

PPP cabang Yogyakarta menjadi salah satu partai politik yang terkadang menyewa jasa Gun Jack sebagai petugas keamanan.

Dikenal sebagai sosok yang baik hati

Terlepas dari statusnya sebagai preman, Gun Jack sebenarnya tidak ditakuti oleh para warga.

Gun Jack justru dikenal sebagai sosok yang baik, sederhana, dan berpikiran terbuka.

Sebab, Gun Jack pernah mengadopsi seorang anak lelaki umur 13 tahun dari Solo.

Anak itu diadopsi setelah sang ayah, yang merupakan sahabat dari Gun Jack, meninggal dunia.

Gun Jack juga selalu berusaha membuat setiap orang mendapat pekerjaan yang layak.

Ia memiliki jiwa kepedulian yang tinggi untuk para kaum terpinggirkan.

Semasa hidup, Gun Jack sering bertemu dengan tukang becak, bercengkrama dengan para penjual angkringan, dan pedagang kaki lima.

Tidak hanya itu, Gun Jack juga rutin mengirim sembako bagi para janda yang tidak mampu di sekitar Badran.

Hal inilah yang membuat Gun Jack berbeda dari para preman lainnya yang berkuasa di Yogyakarta.

Walaupun dipandang baik, nyatanya Gun Jack juga mudah terpancing emosi apabila diprovokasi oleh orang lain.

Selain itu, Gun Jack juga dikenal keras dengan aturan-aturannya sendiri yang dibuat sesuka hati.

Kehidupan preman di Yogyakarta setelah Gun Jack meninggal

Gun Jack meninggal dunia pada 2011 akibat limfoma atau kanker kelenjar getah bening yang bersarang di tubuhnya.

Setelah Gun Jack tutup usia, kehidupan preman di Yogyakarta ternyata semakin tidak terkontrol.

Menurut salah satu anggota dari GPK, konflik jalanan kerap terjadi sepeninggal Gun Jack.

Para preman tersebut kerap melakukan aksi intimidasi.

Tidak jarang, mereka juga memaksa seniman liberal dan aktivis di Yogyakarta untuk menghentikan acara-acara bertema sosial dan kritis pada pemerintah.

Tindakan para preman tersebut sangat jauh berbeda dari yang dilakukan Gun Jack.

Referensi:

  • Harimurti, Albertus. (2014). Merayakan Pembantaian Preman: Fantasi dalam Penyerangan Lapas Cebongan. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

https://www.kompas.com/stori/read/2022/08/28/080000879/gun-jack-preman-legenda-di-yogyakarta-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke