Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kisah Awal Mula Padi Pulut di Sumatera Utara

Cerita rakyat ini mengisahkan tentang awal mula munculnya padi pulut yang memiliki tekstur lembek seperti getah atau pulut.

Awal mula kisah padi pulut ini adalah adanya sebuah negeri makmur, tetapi banyak penduduk yang sangat sombong.

Negeri tersebut kemudian mengalami paceklik. Meski demikian, penduduknya tetap sombong.

Ada salah satu penduduk negeri itu bernama Olih. Ia adalah satu-satunya penduduk yang baik hati.

Karena kebaikannya, keluarga Olih dikaruniai Tuhan, padi yang sangat melimpah di dalam rumahnya. Konon, padi itulah yang kemudian dikenal dengan nama pulut.

Dukun sakti

Dahulu kala, terdapat sebuah negeri yang besar dan ramai. Negeri itu bernama Sicike-Cike.

Negeri Sicike-Cike saat ini berada di dalam wilayah Kabupaten Dairi, Sumatera Utara.

Di negeri Sicike-Cike, ada seorang dukun atau datuk yang sangat sakti. Kesaktian dukun ini tersohor di seluruh Tanah Batak.

Meski memiliki kesaktian yang luar biasa, ia merupakan seorang dukun yang rendah hati dan tidak sombong.

Konon, Negeri Sicike-Cike berdiri berkat dukun sakti itu.

Suatu ketika, dukun sakti ini pergi ke sebuah bukit datar yang dikelilingi sumber air bersih dan jernih.

Di tengah bukit tersebut terdapat pohon Simarmanik yang besar dan rimbun.

Di sanalah biasanya dilakukan ritual memilih dan menentukan suatu perkampungan.

Dukun itu kemudian pergi ke sana untuk melakukan ritual. Ketika sedang melaksanakan ritual, ia berseru.

"Wahai pencipta alam semesta, kami ingin mendirikan negeri di atas bukitmu yang agung ini. Berilah kami kabar baik, yang membuat kami bersuka ria dan beranak pinak turun-temurun."

Setelah itu, terdengar suara genderang bertalu-talu, kokok ayam bersahut-sahutan, suara lembu dan kerbau melenguh dan menguak, serta suara sorak-sorai manusia tertawa riang.

Tak lama kemudian, terdengar suara yang tegas dan berwibawa, "Wahai dukun sakti, benarlah engkau guru besar bermoral tinggi. Ketahuilah bahwa negeri ini adalah negeri yang paling ramai. Nantinya dikelilingi oleh desa-desa. Akan tetapi, ingatlah setelah sampai ke puncak kejayaan, mereka akan lupa daratan. Engkau sendiri yang mendirikan negeri ini akan dilupakan, hanya sedikit orang yang masih berbudi mulia. Jika pohon-pohonan telah berumur dan batang-batang tua telah meranggas, orang-orang menjadi sombong. Benci kepada yang sakit dan lemah. Tak peduli pada anak yatim piatu serta semua orang melarat”.

Setelah itu, Dukun sakti tersebut mengabarkan kepada penduduk desanya. Orang-orang yang mendengar penjelasan dukun sakti bersuka ria tanpa menghiraukan kabar buruknya.

Negeri Sicike-Cike

Kemudian, penduduk Sicike-Cike mulai berpindah dari desa-desa yang berada di sekitar pohon Simarmanik.

Ternyata benar, daerah di sekitar pohon Simarmanik menjadi makmur, tetapi penduduknya lupa diri dan sombong.

Di negeri Sicike-Cike, terdapat keluarga baru yang datang dari negeri lain. Keluarga tersebut memiliki anak bernama Olih.

Mereka adalah keluarga yang kurang mampu. Suatu ketika, ayah Olih menikah lagi dengan seorang gadis yang merupakan anak orang kaya.

Sementara itu, Olih dan ibunya ditinggal oleh ayahnya.

Kemudian, negeri Sicike-Cike mulai dilanda paceklik yang sangat panjang.

Suatu hari, negeri Sicike-Cike kedatangan orang tua yang pikun dan menyerupai gelandangan.

Orang tua itu meminta bantuan makanan kepada penduduk negeri, tetapi tak ada yang membantunya.

Orang tua itu kemudian berubah menjadi laki-laki tampan dan menghilang dalam sekejap.

Tanpa diduga, lelaki itu muncul di ladang milik Olih dan ibunya yang miskin.

Negeri Sicike-Cike kemudian ditimpa musibah kelaparan yang berlangsung selama dua tahun.

Meski demikian, kebanyakan pendudukanya semakin sombong.

Suatu ketika, negeri Sicike-Cike kedatangan tujuh gadis yang meminta bantuan kepada penduduk.

Namun, tak ada penduduk yang mau membantunya kecuali Olih dan ibunya.

Di sana, Olih dan sang ibu menyambut tujuh gadis itu dengan makanan yang sangat sederhana.

Bahkan, ketujuh gadis itu dipersilakan beristirahat. Ketika akan beristirahat, salah satu gadis berpesan supaya jangan membuka selubung ketika mereka masih tidur.

Tanpa diduga, tujuh gadis tersebut tidur selama tujuh hari. Ibu Olih kemudian memberanikan diri membuka selubung.

Betapa terkejutnya ibu Olih ketika menemukan timbunan padi yang sangat banyak.

Sementara itu, ada seorang gadis yang tertimbun padi hingga lehernya.

Gadis itu pun menceritakan asal usul padi serta tentang dirinya. Ternyata, gadis tersebut adalah bantuan dari Tuhan.

Sang gadis juga mengatakan apabila Olih berkenan untuk menjadikannya istri, maka ia bersedia.

Akhirnya, Olih dan gadis itu menikah hingga hidup dalam kebahagiaan bersama dengan sang ibu.

Sementara itu, padi jelmaan para gadis tersebut rasanya gurih dan wangi. Namun, ketika dimasak akan lembek menyerupai pulut atau getah pohon.

Mereka kemudian menamainya padi pulut. Konon, dari situlah asal usul padi pulut.

Setelah itu, tersiar kabar bahwa Olih dan keluarganya memiliki padi yang penuh di dalam rumahnya.

Penduduk Sicike-Cike kemudian datang berbondong-bondong untuk meminta pertolongan kepada mereka.

Kemudian, istri Olih meminta penduduk Sicike-Cike mengubah sikap mereka yang sombong supaya mendapat bantuan padi.

Setelah itu, mereka berjanji akan mengubah sikap.

Sementara itu, raja negeri tersebut begitu malu dengan kebaikan Olih. Sang raja kemudian mengangkat Olih sebagai wakilnya.

Beberapa waktu kemudian, Olih dinobatkan menjadi raja. Negeri itu pun tampak semakin maju di bawah pemerintahan raja yang baru.

Referensi:

  • Lubis, Pangaduan. (1992). Cerita Rakyat Dari Sumatra Utara. Jakarta: Grasindo.

https://www.kompas.com/stori/read/2022/08/22/130000779/kisah-awal-mula-padi-pulut-di-sumatera-utara

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke