Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengapa Samudera Pasai Menjadi Pusat Studi Islam di Nusantara?

Kerajaan yang didirikan oleh seorang laksamana dari Mesir, yaitu Nazimuddin al-Kamil ini terletak di pesisir utara Sumatera, tepatnya di Kota Lhokseumawe, Aceh.

Selama tiga abad berdiri, Kerajaan Samudera Pasai berhasil mencapai kejayaannya, terutama saat dipimpin oleh Sultan Mahmud Malik Az Zahir (1326-1345).

Lantas, mengapa Samudera Pasai menjadi pusat studi Islam di Nusantara?

Banyak didatangi pedagang

Alasan Kerajaan Samudera Pasai menjadi pusat studi Islam di Nusantara adalah karena kerajaan ini banyak didatangi pedagang dari beberapa pelosok negeri, seperti India, Benggala, Gujarat, Arab, China, dan daerah lain di sekitarnya.

Pada masa kepemimpinan Sultan Mahmud Malik Az Zahir, Kerajaan Samudera Pasai dikunjungi oleh para penjelajah dan musafir Maroko bernama Ibnu Batutah.

Selama berada di Samudera Pasai, Batutah melihat bahwa Az Zahir adalah sosok pemimpin yang taat beragama dan memeluk madzhab Syafii.

Az Zahir dipandang sebagai sultan yang rajin beribadah dengan tingkat ketekunan tinggi.

Kemudian, ia juga kerap memerangi para kaum penyembah berhala yang berada di kawasannya.

Tidak hanya itu, di bawah kepemimpinan Az Zahir, Kerajaan Samudera Pasai juga berhasil mencapai kejayaannya, terutama di bidang ekonomi.

Kerajaan Samudera Pasai terus menjalin hubungan dagang dengan kerajaan-kerajaan Islam baik di India maupun Arab.

Puncaknya terjadi ketika aktivitas perdagangan sudah semakin maju, ramai, dan menggunakan koin emas sebagai alat pembayaran.

Koin emas kali pertama diperkenalkan oleh ayah dari Mahmud Malik Az Zahir, yaitu Sultan Muhammad Malik Az Zahir, yang kemudian diresmikan oleh kerajaan.

Bukti perkembangan Kerajaan Samudera Pasai juga dapat dilihat dari bagaimana kerajaan ini menjadi pusat perniagaan penting di kawasan Nusantara.

Lebih lanjut, Samudera Pasai juga menjadi produsen sutra, kapur barus, dan emas.

Di samping sebagai pusat perdagangan, Samudera Pasai juga menjadi pusat perkembangan agama Islam.

Bahkan, Samudera Pasai memiliki julukan Serambi Mekkah, karena adanya aturan-aturan hukum Islam yang diterapkan sehingga memiliki kesamaan dengan masyarakat Arab.

Sayangnya, makin lama kondisi Samudera Pasai kian mengalami kemunduran.

Adapun beberapa faktor yang membuat Kerajaan Samudera runtuh adalah:

  • Menjadi incaran Kerajaan Majapahit yang berambisi menyatukan Nusantara.
  • Muncul pusat politik dan perdagangan baru di Malaka.
  • Lahirnya Kerajaan Aceh Darussalam yang mengambil alih penyebaran agama Islam.

Pada akhirnya, Kerajaan Samudera Pasai jatuh setelah diserang Portugis pda 1521.

Wilayah Samudera Pasai kemudian menyatu dalam Kesultanan Aceh.

Referensi:

  • Amarseto, Binuko. (2017). Ensiklopedia Kerajaan Islam di Indonesia. Yogyakarta: Relasi Inti Media.

https://www.kompas.com/stori/read/2022/08/16/120000479/mengapa-samudera-pasai-menjadi-pusat-studi-islam-di-nusantara-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke