KOMPAS.com - Sriwijaya adalah kerajaan yang pernah berjaya di Nusantara dan warisannya masih bisa kita rasakan hingga kini.
Kerajaan Sriwijaya didirikan Dapunta Hyang Sri Jayanasa pada abad ke-7 di tepian Sungai Musi, Palembang, Sumatera Selatan.
Kerajaan maritim terbesar di Indonesia ini meninggalkan berbagai warisan budaya, misalnya bangunan candi, prasasti, situs-situs arkeologi, hingga perkembangan agama Buddha.
Berikut ini beberapa warisan Kerajaan Sriwijaya yang dampaknya masih kita rasakan saat ini:
Warisan tertulis
Sebagai sebuah kerajaan yang besar, Sriwijaya banyak meninggalkan warisan tertulis berupa prasasti-prasasti yang masih bisa kita saksikan dan pelajari hingga kini.
Melalui prasasti-prasasti tersebut, kita dapat mengetahui sejarah Kerajaan Sriwijaya serta kejayaannya di masa lalu.
Berikut ini beberapa prasasti peninggalan Kerajaan Sriwijaya:
Situs arkeologi dan warisan arsitektur
Kejayaan Kerajaan Sriwijaya juga meninggalkan banyak warisan yang ditemukan dalam jejak situs-situs arkeologi.
Situs-situs arkeologi peninggalan Kerajaan Sriwijaya pun tersebar di berbagai wilayah di Sumatera dan masih bisa kita saksikan hingga kini.
Berikut ini situs-situs arkeologi warisan Kerajaan Sriwijaya:
Kejayaan maritim Nusantara
Sriwijaya dikenal sebagai salah satu kerajaan maritim terbesar di Nusantara dan Asia Tenggara.
Oleh karena itu, kerajaan ini juga meninggalkan warisan kebudayaan maritim yang masih bisa disaksikan hingga kini.
Salah satunya adalah penemuan reruntuhan perahu yang berasal dari sekitar abad ke-6 hingga ke-7 Masehi.
Reruntuhan perahu warisan Kerajaan Sriwijaya ini ditemukan di Kolam Pinisi, Samirejo, Tulung Selapan, Karang Agung, dan Kota Kapur.
Reruntuhan perahu itu memiliki kesamaan pada papan-papannya, yaitu adanya tambuko atau tonjolan segiempat panjang pada salah satu permukaan kapal.
Perahu-perahu warisan Sriwijaya juga dibuat sesuai tradisi budaya Asia Tenggara, yakni dengan menggunakan teknik papan ikat dan kupingan pengikat.
Gambaran bentuk perahu khas Asia Tenggara ini juga bisa disaksikan melalui relief yang terpahat di Candi Borobudur.
Perkembangan agama Buddha
Warisan lain dari Kerajaan Sriwijaya yang dampaknya masih dirasakan hingga kini adalah perkembangan agama Buddha di Nusantara.
Agama Buddha mulai berkembang di Kerajaan Sriwijaya pada abad ke-7 Masehi hingga ke-9 Masehi.
Adapun aliran agama Buddha yang masuk ke Kerajaan Sriwijaya pada awalnya adalah Buddha Hinayana (Therawada).
Hal itu diketahui melalui temuan votive tablet dari Batujaya yang mirip dengan penemuan di Thailand.
Kerajaan Sriwijaya kemudian berkembang menjadi pusat agama Buddha di Nusantara, bahkan di Asia Tenggara.
Fakta tentang Sriwijaya sebagai pusat agama Buddha diketahui berdasarkan catatan I-Tsing yang singgah ke kerajaan itu pada abad ke-7 Masehi.
Ia menyebut bahwa ada lebih dari 1.000 biksu yang berada di Sriwijaya. Salah satu biksu yang terkenal di Sriwijaya adalah Sakyakirti.
Agama Buddha yang berkembang di Sriwijaya juga mempengaruhi penyebaran gaya seni pada arca-arca gaya Sailendra pada abad ke-8 dan ke-9 Masehi.
Kebudayaan agama Buddha dan seni arca warisan Kerajaan Sriwijaya itu tidak hanya ditemukan di Sumatera dan Semenanjung Tanah Melayu, tetapi juga berkembang di Jawa, Thailand, dan Malaysia.
Referensi:
https://www.kompas.com/stori/read/2022/07/27/180507379/warisan-kerajaan-sriwijaya-yang-dampaknya-masih-dirasakan-hingga-kini