Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Danau Laut Tawar Aceh dan Legenda Putri Pukes

Selain punya panorama yang indah, Danau Laut Tawar ternyata juga punya legenda terkait asal-usulnya. 

Di kawasan Danau Lawat Tawar, ada sebuah batu dengan tinggi kurang lebih 1,5 meter, di dalam sebuah goa yang disebut Loyang Peteri Pukes atau Goa Puteri Pukes di Kampung Mendale, Kecamatan Kebayakan, Kabupaten Aceh Tengah.

Keberadaan batu tersebut diceritakan dalam cerita Putri Pukes. Cerita ini diturunkan dari generasi ke generasi sebagai legenda atau cerita rakyat.

Putri Pukes

Dahulu kala, di wilayah Aceh Tengah berdiri sebuah kerajaan kecil. Kerajaan tersebut memiliki putri mahkota yang bernama Putri Pukes.

Putri Pukes ini memiliki perawakan yang cantik. Ia memiliki seorang kekasih yang tinggal di kerajaan tetangga.

Namun, ayah dan ibu Putri Pukes yang merupakan pemimpin kerajaan tak setuju putrinya berhubungan dengan pemuda tersebut.

Hal itu disebabkan pemuda kekasih Putri Pukes bukanlah seorang pangeran ataupun golongan bangsawan.

Namun, Putri Pukes bersikeras ingin menikah dengan pemuda kekasih hatinya tersebut. Hingga akhirnya kedua orangtuanya luluh dengan keinginan Putri Pukes.

Akhirnya, Putri Pukes menikah dengan pemuda yang dicintainya dan menetap di rumah suaminya.

Sebelum melepas kepergian putrinya, kedua orangtua Putri Pukes berpesan apabila sudah meninggalkan kerajaan, jangan sekali-kali menoleh ke belakang.

Menjadi Danau

Perjalanan Putri Pukes dikawal beberapa prajurit kerajaan suruhan ayahnya. 

Singkat cerita, pengantin pria berangkat menunggangi kuda di atas gunung yang tidak jauh dari pinggiran Danau Laur Tawar.

Sementara karena pada saat itu pengantin pria dan wanita tidak boleh berduaan dalam perjalanan, rombongan Putri Pukes berangkat melewati lereng gunung yang berada tidak jauh dari Danau Laut Tawar.

Di tengah perjalanan, Putri Pukes merasa ada suara yang mirip dengan suara ibunya terus memanggil dari kejauhan.

Tak tahan menahan kerinduan dengan sosok ibu, Puteri Pukes akhirnya melanggar pesan ibunya dengan menoleh ke belakang untuk melihat istana yang terakhir kalinya.

Tiba-tiba, hujan deras turun. Para pengawal kemudian meminta Putri Pukes berlindung di dalam gua, sementara para prajurit berteduh di pepohonan.

Setelah hujan reda, para pengawal memanggil Putri Pukes untuk melanjutkan perjalanan.

Ketika dipanggil berulang kali, tidak ada jawaban dari Putri Pukes. Para prajurit menemukan Putri Pukes terbujur kaku di dalam gua.

Rupanya, tubuh Putri Pukes telah berubah menjadi batu. Batu tersebut kerap diinterpretasikan berbentuk mirip seorang putri.

Konon bagian bawah patung yang membesar adalah air mata sang Putri yang masih menetes.

 Sementara danau terbentuk akibat hujan lebar yang terjadi.

Referensi:

  • Danandjaja, James. (1993). Cerita Rakyat Dari Sumatra. Jakarta: Grasindo.

https://www.kompas.com/stori/read/2022/07/19/090000779/danau-laut-tawar-aceh-dan-legenda-putri-pukes

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke