Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Candi Barong: Sejarah, Letak, Fungsi, dan Kompleks Bangunan

Oleh karena itu, lokasinya pun berdekatan dengan candi peninggalan Kerajaan Mataram Kuno lainnya, seperti Candi Banyunibo dan Candi Ijo. 

Letak Candi Barong berada di Dusun Candisari, Desa Sambirejo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.

Berdasarkan temuan prasasti di sekitarnya, pendiri Candi Barong diperkirakan merupakan raja Mataram Kuno yang berkuasa pada abad ke-9.

Sejarah Candi Barong

Pendiri Candi Barong dan asal-usulnya tidak diketahui secara pasti, karena belum ditemukan sumber yang cukup otentik.

Hanya saja, dalam Prasasti Ratu Baka yang berangka tahun 856, diceritakan tentang seorang raja bernama Sri Kumbaja atau Sri Kalasodbhava yang membangun tiga lingga.

Diduga, bangunan yang dimaksud adalah Candi Barong. Sumber lain didapat dari Prasasti Pereng yang berangka tahun 863.

Dalam prasasti tersebut, tertulis bahwa pada 784 Saka atau 860 Masehi, Rakai Walaing Pu Kumbhayoni menganugerahkan sawah dan dua bukit di Tamwahurang untuk keperluan pemeliharaan bangunan suci Syiwa bernama Bhadraloka.

Para ahli berpendapat bahwa Sri Kumbaja atau Sri Kalasodbhava dan Pu Kumbhayani adalah orang yang sama, dan bangunan Bhadraloka yang dimaksud adalah Candi Barong.

Pernyataan dari dua prasasti tersebut didukung oleh penelitian dari para arkeolog, yang menyatakan bahwa candi ini dibangun pada sekitar abad ke-9 atau abad ke-10.

Para peneliti mengatakan bahwa Candi Barong merupakan peninggalan dari Kerajaan Mataram Kuno.

Dulunya, fungsi Candi Barong diperkirakan sebagai tempat pemujaan Dewa Wisnu. Hal ini didasarkan pada temuan arca Dewa Wisnu, Dewi Sri, dan Dewi Laksmi di dalamnya.

Saat itu, bangsawan Belanda tengah melakukan perluasan lahan tebu, dan menemukan sebuah candi dalam kondisi runtuh.

Setelah ditemukan dalam kondisi runtuh, candi ini kemudian dipugar pada 1979 hingga 1999.

Asal-usul nama Candi Barong

Penamaan Candi Barong berasal dari kesepakatan penduduk setempat. Kata barong terinspirasi dari hiasan kala di sudut-sudut candi yang menyerupai barongan.

Sedangkan berdasarkan literatur tertua, candi ini memiliki nama Candi Sari Sorogedug.

Nama Candi Sari Sorogedug terdapat dalam Prasasti Ratu Baka yang berangka tahun 856.

Kompleks bangunan

Candi Barong merupakan bangunan punden berundak bersusun tiga, yang semakin ke atas, terasnya semakin sempit.

Pada teras paling atas, terdapat dua buah bangunan candi yang berukuran 8,18 x 8,18 meter dengan tinggi 9,05 meter.

Struktur candi ini sama seperti bangunan candi pada umumnya, yakni terbagi menjadi tiga bagian (atap, tubuh, dan kaki).

Di sebelah barat dua bangunan candi terdapat gapura masuk berbentuk paduraksa (seperti bangunan candi tetapi berlubang di tengahnya sebagai jalan masuk).

Dilihat dari segi arsitekturnya, Candi Barong merupakan candi bercorak Hindu yang fokus pada pemujaan Dewa Wisnu.

Pada bagian dinding dan kaki candi tidak ditemukan adanya relief, hanya berupa pahatan berpola dedaunan dan manusia yang sangat sederhana.

Selain itu, pada kompleks candi ini terdapat arca-arca, kotak pipih, mangkuk, guci keramik, mata kapak, dan sebagainya.

https://www.kompas.com/stori/read/2022/05/09/160000079/candi-barong--sejarah-letak-fungsi-dan-kompleks-bangunan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke