Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sjam Kamaruzaman, Intel Militer yang Disusupkan ke PKI?

Ia berperan menyusun daftar orang yang menjadi target peculikan dan menyusun kekuatan dari pihak militer yang pro terhadap Partai Komunis Indonesia (PKI).

Sjam sebelumnya berada di PKI sebagai Kepala Biro Chusus Partai Komunis Indonesia (PKI) yang juga teman dekat dari DN Aidit, ketua CC PKI.

Namun, ia diperkirakan bagian dari intel militer yang disusupkan ke dalam PKI yang kemudian mengacaukan internal PKI.

Hal ini diungkapkan oleh Bedjo Untung, Ketua Yayasan Penelitian Korban Pembunuhan (YPKP) 1965, dalam Bedah Buku Berkas Genosida Indonesia: Mekanika Pembunuhan Massal 1965-1966 yang tayang di kanal YouTube Komunitas Bambu.

"Sjam Kamaruzaman diperkirakan merupakan intel militer yang disusupkan ke dalam PKI yang kemudian mengacaukan tubuh PKI," kata Bedjo dalam diskusi, Jumat (25/3/2022).

Lebih lanjut, Bedjo menjelaskan bahwa jauh sebelum peristiwa 1 Oktober 1965, Angkatan Darat sudah menyiapkan rencana itu.

Angkatan Darat menyiapkan propaganda bahwa PKI seolah-olah akan melakukan pemberontakan.

Seperti adanya rapat gelap di dalam PKI dan adanya orang-orang yang berkumpul di malam hari.

Angkatan Darat telah menyiapkan orang-orangnya untuk disusupkan kemana-mana, yang seolah-olah akan adanya pergerakan.

Hal itu diperkuat dalam kesaksian Sjam dalam sidangnya. Ia memberikan kesaksian yang tidak jelas dan tidak mewakili orang yang tertuduh PKI.

Selain itu, Biro Chusus dalam PKI yang dikepalai oleh Sjam Kamaruzaman dikabarkan sebenarnya tidak ada.

"Di dalam PKI dikabarkan tidak ada yang namanya Biro Chusus yang diketuai oleh Sjam Kamaruzaman. Biro Chusus tersebut disebut sebagai akal-akalan dari Sjam Kamaruzaman," jelas Bedjo.

Setelah peristiwa G30S, Sjam diadili dan menjadi tahanan hingga dieksekusi mati pada masa Orde Baru.

 

https://www.kompas.com/stori/read/2022/04/19/110000279/sjam-kamaruzaman-intel-militer-yang-disusupkan-ke-pki-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke