Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Reaksi Dunia terhadap Agresi Militer Belanda

Agresi Militer Belanda I mulai dilaksanakan pada 21 Juli 1947, sementara Agresi Militer Belanda II dimulai pada 19 Desember 1948.

Peristiwa Agresi Militer Belanda pun mendapat banyak kecaman dari dunia internasional, termasuk PBB.

Lantas, bagaimana reaksi dunia internasional terhadap Agresi Militer Belanda I dan II?

India dan Australia mengajukan penyelesaian ke PBB

Pada Agresi Militer Belanda I, yang berlangsung antara 21 Juli-5 Agustus 1947, Belanda menyerang Sumatera dan Jawa.

Dalam serangan ini, Belanda berhasil masuk ke pertahanan TNI di sektor Bandung Timur.

Sementara di Sumatera, Belanda berhasil menguasai perkebunan di sekitar Medan sekaligus tambang minyak dan batu bara yang ada di Palembang.

Tanggapan dunia terhadap Agresi Militer Belanda I adalah, sebagian besar negara memberi kecaman.

Bahkan, India dan Australia mengajukan agar permasalahan ini dibahas dalam agenda Sidang Dewan Keamanan PBB pada 31 Juli 1947.

Hasilnya, Dewan Keamanan PBB mengeluarkan resolusi yang berisikan sebuah imbauan kepada Belanda dan Indonesia untuk segera menghentikan pertempuran.

Membentuk Komisi Tiga Negara

Sebagai langkah penyelesaian sengketa Indonesia-Belanda, PBB membentuk Komisi Tiga Negara (KTN), yang terdiri atas Australia, Belgia, dan Amerika Serikat.

Indonesia memilih Australia, yang diwakili oleh Richard Kirby, dan Belanda diwakili oleh Paul van Zeeland dari Belgia.

Kemudian, Australia dan Belgia setuju untuk memilih Frank Porter Graham sebagai wakil dari Amerika Serikat.

Setelah itu, perundingan dilakukan yang menghasilkan disepakatinya Perjanjian Renville pada 8 Desember 1947 hingga 17 Januari 1948.

AS berhenti memberi dana bantuan

Sayangnya, Perjanjian Renville dikhianati oleh Belanda dengan melancarkan Agresi Militer II pada 19 Desember 1948 di Yogyakarta.

Belanda menolak adanya pembagian kekuasaan, karena ingin berkuasa atas Indonesia secara penuh.

Oleh sebab itu, pada 18 Desember 1948, Panglima Tentara Hindia Belanda Jenderal Spoor memerintahkan pasukannya untuk menyerang Jawa dan Sumatera.

Agresi Militer Belanda II, yang berlangsung antara 19-20 Desember 1948 menelan banyak korban jiwa dan mengakibatkan kerusakan masif bagi Indonesia.

Saking besarnya, serangan ini juga disiarkan ke berbagai negara di dunia, termasuk Amerika Serikat (AS).

Sebagai tanggapan terhadap Agresi Militer Belanda II, AS memutuskan untuk berhenti memberi dana bantuan kepada Belanda.

AS dan PBB juga mendesak agar Belanda dan Indonesia segera melakukan gencatan senjata.

Pada akhirnya, tanggal 7 Mei 1949, Agresi Militer Belanda II diselesaikan dengan ditandatanganinya Perjanjian Roem-Royen.

https://www.kompas.com/stori/read/2022/02/17/100000579/reaksi-dunia-terhadap-agresi-militer-belanda

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke