Prasasti ini terletak di Desa Karang Berahi, Kecamatan Pamenang, Kabupaten Merangin, Jambi.
Prasasti Karang Berahi menggunakan bahasa Melayu Kuno dan ditulis dalam aksara Pallawa.
Isinya tentang kutukan bagi orang yang tidak tunduk atau setia kepada raja dan orang-orang yang berbuat jahat.
Kutukan pada isi prasasti ini mirip dengan prasasti Kerajaan Sriwijaya lainnya, yaitu Prasasti Kota Kapur dan Prasasti Telaga Batu.
Sejarah penemuan
Prasasti Karang Berahi pertama kali ditemukan oleh L. Berkhout di Bangko, Provinsi Jambi pada 1904.
Mantan Residen Jambi, O.L. Helfrich, menyatakan bahwa pada awal penemuannya, prasasti ini terletak di kaki tangga masjid dan digunakan sebagai ubin pencuci kaki.
Pada Februari 1906, Residen Palembang, van Rijn van Alkemade membuat cetakan kertas dari Prasasti Karang Berahi.
Cetakan kertas tersebut kemudian dikirim kepada Kern, yang menyatakan bahwa Prasasti Karang Berahi tidak terbaca, tetapi aksaranya mirip Prasasti Canggal yang berangka tahun 732.
Selain itu, Prasasti Karang Berahi diperkirakan juga sezaman dengan Prasasti Kota Kapur yang berbahasa Melayu kuno.
Laporan temuan prasasti di Desa Karang Berahi kemudian disampaikan oleh Rouffaer kepada Bataviaasch Genootschap (lembaga kebudayaan pada masa Belanda) pada 1909.
Setelah itu, keberadaan Prasasti Karang Berahi sempat terlupakan. Hingga akhirnya pada 1920, Krom menyebutkan dalam salah satu tulisannya bahwa prasasti ini sama dengan Prasasti Kota Kapur yang telah diterbitkan Kern pada 1912.
Krom kembali meneliti Prasasti Karang Berahi yang kemudian dituangkan dalam makalah berjudul De Sumatraansche periode der Javaansche Geschiedenis dan buku berjudul Hindoe-Javaansche Geschiedenis (1926).
Meski dalam Prasasti Karang Berahi tidak disebutkan angka tahunnya, diperkirakan prasasti ini dibuat pada tahun 686 atau 608 Saka.
Prasasti Karang Berahi kini disimpan di sebuah cungkup di halaman masjid Desa Karang Berahi.
Isi Prasasti Karang Berahi
Prasasti Karang Berahi merupakan salah satu prasasti peninggalan Sriwijaya yang berisikan kutukan maupun ancaman bagi siapa pun yang hendak menentang atau tidak mau berbakti kepada raja.
Pada prasasti berukuran tinggi 130 cm, lebar 80 cm, dan ketebalan 48 cm ini terpahat 16 baris isi dalam kondisi aus.
Dalam Prasasti Karang Berahi tidak disebutkan nama raja ataupun gelarnya, hanya menggunakan kata "saya".
Berikut adalah isi dari Prasasti Karang Berahi.
Terjemahan
https://www.kompas.com/stori/read/2022/01/25/130000979/prasasti-karang-berahi-sejarah-isi-dan-terjemahan