Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Keimin Bunka Shidoso, Lembaga Kebudayan Buatan Jepang

Tujuan Jepang mendirikan Keimin Bunka Shidoso adalah untuk mengasah keterampilan serta memperluas wawasan kesenian bangsa Indonesia.

Lembaga kebudayaan ini menaungi kesenian musik, tari, drama, film, dan seni rupa.

Lantas, apa yang melatarbelakangi Jepang untuk mendirikan Keimin Bunka Shidoso dan bagaimana perkembangannya?

Latar belakang pembentukan

Pasukan Jepang berhasil berkuasa di Indonesia pada 8 Maret 1942. Mereka memiliki cita-cita menyatukan semua Asia dalam satu kepemimpinannya.

Selain itu, Jepang juga ingin masyarakat Asia mendukung peperangan yang sedang mereka upayakan dalam melawan Sekutu.

Supaya dukungan tersebut tercapai, maka Jepang berusaha menarik simpati dengan memberikan perhatian besar kepada rakyat dan mengindoktrinasi mereka.

Cara Jepang menerapkan indoktrinasi tentu tidak hanya lewat politik, melainkan juga melalui bidang kebudayaan.

Sejak mendarat di Indonesia, Jepang terus berusaha menanamkan propaganda kepada rakyat untuk mempersiapkan bangsa Indonesia yang merdeka.

Padahal, maksud sesungguhnya adalah untuk kepentingan Jepang sendiri, terutama dalam menghadapi perang Asia Timur Raya.

Oleh sebab itu, tanggal 1 April 1943 Jepang mendirikan lembaga kebudayaan bernama Keimin Bunka Shidoso (KBS) atau Poesat Keboedajaan di Jakarta.

Tujuan Keimin Bunka Shidoso

Setelah Keimin Bunka Shidoso didirikan oleh pemerintah Jepang, banyak seniman yang berhasil digaet untuk bekerja di dalamnya.

Lewat lembaga kebudayaan ini, Jepang berupaya menyebarkan kesadaran akan kesatuan Asia Timur Raya di kalangan masyarakat Indonesia supaya mendukung mereka dalam perang melawan Sekutu.

Selain itu, Jepang mendirikan Keimin Bunka Shidoso dengan tujuan untuk mengasah keterampilan dan memperluas wawasan kesenian bangsa Indonesia.

Lembaga KBS ini melingkupi berbagai aliran kesenian, mulai dari seni musik, sastra, tari, drama, seni rupa, hingga film.

Anggota Keimin Bunka Shidoso

Pada 3 April 1943, Letnan Jenderal S Okazaki menetapkan susunan anggota pengurus dari Keimin Bunka Shidoso.

Anggota yang menjadi pengurus dari KBS sendiri adalah orang-orang pribumi. Hal ini dilakukan, selain karena Jepang kekurangan tenaga, mereka juga ingin terlihat seperti benar-benar membantu bangsa Indonesia.

Berikut beberapa pemimpin Keimin Bunka Shidoso:

Selain itu, berikut ini para pelukis Indonesia yang tercatat dalam KBS.

  • Emiria Sunassa
  • Henk Ngantung
  • Agus Djaja Suminta
  • Kartono Yudokusumo
  • Dullah, Basuki Resobowo
  • Sudiardjo
  • Otto Djaja
  • Subanto
  • Abdulsalam
  • Suyono
  • Surono
  • Siauw Tik Kwie
  • Ong Lian Hong
  • Tan Sun Tiang
  • Liwem Wan Gie
  • Harijadi S
  • Tan Liep Poen
  • Sukardi
  • Affandi
  • S. Tutur

Sedangkan beberapa orang Jepang yang pernah tercatat sebagai guru atau pengarah di KBS adalah Saseo, Ono, Yamamoto, dan Yoshioka.

Perkembangan hingga pembubaran

Sejak didirikan, KBS berhasil menjalankan rencana kerja di bidang seni rupa, yang meliputi:

  • Menyediakan tempat untuk latihan melukis bersama
  • Menyediakan tempat untuk pameran bersama
  • Memberikan biaya untuk pameran keliling di kota-kota besar di Indonesia dan menyediakan hadiah
  • Menyelenggarakan kursus menggambar dengan pengasuh yang telah ditunjuk

Selama kurang lebih dua tahun berjalan, KBS berhasil menyelenggarakan puluhan pameran yang berlangsung di beberapa tempat khusus atau hanya di pasar malam.

Setiap penyelenggaraan juga tersedia penghargaan seni lukis terbaik. Pada 1945, Keimin Bunka Shidoso dibubarkan seiring dengan lepasnya pendudukan Jepang di Indonesia.

Referensi: 

  • Sandra, Yofita. Syafei. Irwan. dkk. (2021). Buku Ajar Sejarah Seni Rupa Nusantara. Jawa Tengah: Penerbit NEM.
  • Rahman, Jamal D. (2013). 33 Tokoh Sastra Indonesia Paling Berpengaruh. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia.

https://www.kompas.com/stori/read/2021/12/27/150034079/keimin-bunka-shidoso-lembaga-kebudayan-buatan-jepang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke