Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Priayi, Bangsawan Jawa

Golongan bangsawan ini termasuk golongan tinggi dalam masyarakat, karena berarti keturunan dari keluarga kerajaan yang dihormati. 

Seiring berkembangnya zaman, golongan Priayi pun terbagi menjadi dua lapis, yaitu golongan priayi tinggi (keturunan ningrat) dan priayi rendah (priayi sekolahan). 

Asal-usul Istilah Priayi

Konon, kata priayi berasal dari dua kata Jawa, yaitu para dan yayi yang secara harafiah berarti para adik. 

Akan tetapi, versi lain juuga mengatakan bahwa priayi juga bisa pula berasal dari bahasa Sansekerta yaitu priya yang berarti kekasih. 

Pada abad 17, terdapat sebuah pemerintahan Islam yang sedang memuncak bernama Kesultanan Mataram. 

Kesultanan Mataram ini mengembangkan budaya kraton di mana Sultan muncul sebagai sosok karismatik yang menguasai aristokrasi. 

Aristokrasi adalah bentuk pemerintahan di mana orang-orang diperintah oleh sekelompok kecil kelas istimewa yang disebut bangsawan. 

Mereka dinamakan para yayi atau saudara raja. 

Golongan priayi tertinggi disebut Priayi Ageng atau bangsawan tinggi. 

Gelar dalam golongan ini sebenarnya beragam, berdasarkan dari tinggi rendahnya suatu kehormatan. 

Seiring dengan bertambahnya usia juga gelar seorang priayi dapat meningkat. 

Misalnya, ketika seorang anak laki-laki lahir dengan nama Bomantara, bergelar Raden Mas menjadi Raden Mas Bomantara.

Saat ia menginjak akil balik, gelarnya akan bertambah satu kata menjadi Bandara Raden Mas Bomantara. 

Ketika usianya bertambah lagi, menapaki dewasa (18 atau 21 tahun), gelarnya bertambah lagi menjadi Raden Mas Aryo Bomantara. 

Oleh sebab itu, orang-orang awam di luar trah darah biru atau bangsawan mulai mendapat kesempatan untuk mencapai jabatan administratif tertentu dalam pemerintahan melalui jalur pendidikan dan kemampuan berbahasa Belanda. 

Umumnya, jabatan sebagai juru tulis, jaksa, petugas pajak, guru, dan mantri baru dapat ditempati setelah mereka lulus pendidikan. 

Kendati demikian, untuk jabatan birokrasi tinggi seperti bupati masih terdapat batasan, di mana tidak hanya mempertimbangkan kecakapan dan ijazah resmi, melainkan juga harus dari kalangan berdarah biru.

Dari perkembangan ini, golongan priayi pun terbagi menjadi dua lapisan, yaitu golongan priayi tinggi (keturunan ningrat) dan priayi rendah (priayi sekolahan). 

Macam-macam Gelar Priayi

Beberapa gelar yang umumnya digunakan di kalangan bangsawan Jawa adalah:

  • Raden Mas: dipakai oleh kaum bangsawan laki-laki
  • Raden Ayu: digunakan oleh kaum bangsawan wanita yang sudah menikah
  • Raden Ajeng: digunakan oleh kaum bangsawan wanita yang belum menikah
  • Tumenggung: gelar tambahan yang digunakan oleh bangsawan yang memegang jabatan kabupaten
  • Raden: gelar yang digunakan oleh bangsawan laki-laki yang lebih rendah dari Raden Mas 
  • Raden Ngaten: gelar yang digunakan wanita yang sudah menikah lebih rendah dari Raden Ajeng atau Raden Ayu
  • Raden Roro: digunakan oleh wanita lajang, lebih rendah dari Raden Ajeng atau Raden Ayu
  • Mas: gelar untuk bangsawan kecil laki-laki

Referensi: 

  • Anderson, Benedict. (1990). Language and Power: Exploring Political Cultures in Indonesia. Ithaca: Cornell University Press.

https://www.kompas.com/stori/read/2021/11/02/110000279/priayi-bangsawan-jawa

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke