Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Inggit Garnasih, Istri Soekarno yang Setia di Masa Sulit

Keduanya menikah pada 24 Maret 1923. 

Selama menjadi istri Soekarno, Inggit Garnasih selalu setia menemani dalam setiap jengkal kehidupan Soekarno.

Ketika Soekarno ditangkap di Yogyakarta, 29 Desember 1929, Inggit tidak pernah lelah memberikan semangatnya kepada Soekarno.

Kendati demikian, tahun 1942, Soekarno dan Inggit memilih untuk bercerai, karena Soekarno hendak menikahi Fatmawati, gadis yang ia temui ketika sedang menjalani pembuangan di Flores.

Makna nama Garnasih

Inggit Garnasih sebenarnya hanya terlahir dengan nama Garnasih saja. 

Nama Garnasih sendiri rupanya adalah sebuah singkatan dari kesatuan kata Hegar Asih, di mana Hegar berarti segar dan Asih berarti kasih sayang. 

Nama Inggit kemudian menyertai nama depannya yang berasal dari jumlah uang seringgit. 

Asal-usul nama Inggit Garnasih ini dilihat dari masa kecil Inggit, di mana ia merupakan gadis tercantik di tempat ia tinggal.

Di antara mereka beredar kata-kata bahwa mendapatkan senyuman dari Garnasih ibarat mendapat uang seringgit. 

Sejak saat itu, nama Inggit pun diletakkan sebagai nama depannya. 

Masa Kecil

Inggit Garnasih lahir di Desa Kamasan, Jawa Barat, 17 Februari 1888. 

Ketika masih remaja, Inggit menjadi kembang desa di kampungnya.

Banyak pria yang berusaha mendekat dan ingin mencuri hatinya. 

Ia juga pernah dipersunting oleh Nata Atmaja, Patih di Kantor Residen Priangan. Namun, pernikahan mereka tidak berlangsung lama. 

Setelah itu, Inggit menikah lagi dengan Haji Sanusi, seorang pengusaha yang juga aktif di Sarekat Islam.

Pertemuan dengan Soekarno

Pernikahan Inggit dan Haji Sanusi semula berjalan baik-baik saja, sampai akhirnya Soekarno datang.

Inggit memang kerap ditinggal oleh Haji Sanusi karena terlalu sibuk.

Pada waktu itu, Soekarno sebenarnya sudah memiliki istri, yaitu Siti Oetari. Namun, rasa cinta Soekarno kepada Oetari lebih condong seperti cinta kepada saudara.

Soekarno akhirnya menceraikan Oetari, begitu pula Inggit.

Akhirnya, Inggit dan Soekarno pun menikah di rumah orang tau Inggit di Bandung. 

Inggit Garnasih selalu setia menemani setiap jengkal kehidupan Soekarno dalam proses pendewasaan.

Ketika Soekarno ditangkap di Yogyakarta, 29 Desember 1929, Inggtis tidak pernah lelah memberikan semangatnya kepada Soekarno.

Selain itu, selama Soekarno dibui, ia juga berperan sebagai perantara agar suaminya tersebut dapat terus berhubungan dengan para aktivis pergerakan nasional lainnya.

Kisah cinta keduanya tampak sangat indah, sebelum akhirnya Soekarno bertemu dengan Fatmawati sewaktu ia menjalani pembuangan ke Ende, Flores, tahun 1933.

Setelah bebas, tahun 1942, Soekarno meminta izin kepada Inggit untuk menikahi Fatmawati.

Permintaan tersebut lantas ditolak mentah-mentah oleh Inggtis. Ia tidak ingin dimadu. Akhirnya, Soekarno dan Inggit memutuskan untuk bercerai. 

Referensi: 

  • Sianipar, Wentina Magdalena. (2021). Cinta Platonis Seorang Inggit Garnasih. Intisari. hlm 52-61.

https://www.kompas.com/stori/read/2021/09/16/120000479/inggit-garnasih-istri-soekarno-yang-setia-di-masa-sulit

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke