Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kekaisaran Karoling: Sejarah, Masa Kejayaan, dan Keruntuhan

Kekaisaran ini diperintah oleh raja-raja dari Wangsa Karoling, yang sebelumnya menjadi raja Suku Franka (sejak 751 M) dan Suku Lombardia (sejak 774 M).

Pada 800, raja Suku Franka, Karel yang Agung, dinobatkan sebagai seorang kaisar di Roma oleh Paus Leo III.

Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk menghidupkan kembali Kekaisaran Romawi di barat selama masa kekosongan kekuasaan di Kekaisaran Romawi Timur atau Kekaisaran Bizantium.

Kekaisaran Karoling sering disebut sebagai fase pertama pemerintahan Kekaisaran Romawi Suci yang berdiri hingga 1806 dan Karel yang Agung atau Karel I dianggap sebagai pendirinya.

Masa kejayaan Kekaisaran Karoling

Sejak naik takhta pada 800 M, Karel yang Agung aktif mengembangkan kekuasaannya dengan melakukan ekspansi wilayah.

Hampir setiap tahun, sang raja memimpin peperangan untuk menaklukkan wilayah-wilayah di Eropa Barat.

Selama pemerintahan Karel yang Agung, wilayah Kekaisaran Karoling meliputi sebagian besar Eropa Barat, seperti yang dimiliki Kekaisaran Romawi.

Ukuran kekaisarannya diperkirakan mencapai 1,1 juta kilometer persegi dengan populasi antara 10 hingga 20 juta orang.

Pusat pemerintahan Kekaisaran Karoling berada di Franka (wilayah Prancis sekarang), dengan ibu kota simbolisnya berada di Aachen (Jerman).

Dapat dikatakan, Kekaisaran Karoling mencapai masa kejayaan di bawah kekuasaan Karel yang Agung.

Karel yang Agung adalah kaisar pertama di Eropa Barat sejak runtuhnya Kekaisaran Romawi.

Oleh karena itu, ia sering dianggap sebagai bapak pendiri Prancis dan Jerman, bahkan bapak pendiri Eropa.

Perang Saudara

Sebelum kematian Karel yang Agung, Kekaisaran Karoling sempat dibagi ke dalam tiga kekuasaan yang berada di bawah Wangsa Karoling.

Putra Karel yang Agung, Raja Charles mendapatkan Neustria, Raja Louis yang Saleh mendapatkan Aquitaine, dan Raja Pepin mendapatkan Italia.

Namun, Charles dan Pepin meninggal, sehingga Raja Louis yang Saleh dinobatkan sebagai kaisar Kekaisaran Karoling pada 814.

Pemerintahan Raja Louis yang Saleh dibayangi oleh perang saudara karena dirinya terlalu fokus pada masalah agama.

Salah satunya adalah pemberontakan oleh Barnard dari Italia (817), yang dapat dipadamkan oleh Louis di tahun yang sama.

Setelah itu, Louis mendirikan tiga kerajaan baru untuk ketiga putranya.

Lothar diangkat menjadi Raja Italia, Pepin menjadi Raja Aquitaine (Prancis), dan Louis II dijadikan Raja Bavaria (Jerman).

Akan tetapi, perang saudara di antara putra-putra Louis terus berkecamuk selama masa pemerintahannya.

Pada 830, Louis yang Saleh dipaksa turun takhta setelah diserang oleh Lothar.

Setelah Louis meninggal pada 840, Lothar segera mengklaim kekuasaan atas seluruh kekaisaran.

Alhasil, Charles dan Louis II menyatakan perang atas Lothar.

Perpecahan Kekaisaran Karoling

Perang saudara di antara ketiga putra Louis yang Saleh dapat diakhiri dengan Perjanjian Verdun.

Perjanjian Verdun yang disepakati pada 843 membagi Kekaisaran Karoling menjadi tiga, yaitu Francia Tengah untuk Lothar, Francia Timur untuk Louis II, dan Francia Barat untuk Karl yang Botak.

Setelah keturunan Lothar meninggal tanpa ahli waris, wilayah kekaisaran akhirnya dibagi untuk Karl yang Botak dan Louis II pada 870.

Keruntuhan Kekaisaran Karoling

Setelah kematian Karl yang Botak, wilayah Kekaisaran Karoling di bagian barat dan utara diserang oleh bangsa Viking.

Para penerusnya pun tidak mampu mengalahkan kejayaan kekaisaran.

Kekaisaran Karoling sempat disatukan kembali pada 884, di bawah pemerintahan Charles yang Gemuk.

Akan tetapi, Charles yang Gemuk ternyata tidak mampu mengamankan wilayahnya dari bangsa Viking dan pemberontakan dari kalangan keluarga kerajaan pun kembali pecah.

Alih-alih melawan pemberontakan, Charles melarikan diri ke Neidingen dan meninggal pada 888. Peristiwa ini menandai berakhirnya Kekaisaran Karoling.

https://www.kompas.com/stori/read/2021/07/28/100000079/kekaisaran-karoling-sejarah-masa-kejayaan-dan-keruntuhan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke