Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Peradaban Lembah Sungai Gangga

Lembah Sungai Gangga terletak di antara Pegunungan Himalaya dan Pegunungan Windya-Kedna.

Dengan keadaan alamnya tersebut, tidak heran apabila lembah Sungai Gangga sangat subur dan mendukung berkembangnya suatu peradaban.

Pendukung peradaban Lembah Sungai Gangga ialah Bangsa Arya, yang termasuk bangsa Indo-Jerman.

Bangsa Arya memiliki ciri berkulit putih, berbadan tinggi, dan berhidung mancung.

Mereka datang dari daerah Kaukasus dan menyebar ke arah timur.

Bangsa Arya diduga memasuki wilayah India antara tahun 2000-1500 SM, melalui celah Kaiber di Pegunungan Himalaya.

Sejarah Peradaban Lembah Sungai Gangga

Beberapa ratus tahun setelah kemunduran Peradaban Sungai Indus, kehidupan di India terpusat di sekitar desa-desa kecil.

Periode peradaban besar kedua di India, yang kemudian dikenal sebagai Peradaban Lembah Sungai Gangga, dimulai sekitar 1500 SM.

Sesaat sebelum itu, Bangsa Arya, yang dikenal sebagai bangsa peternak yang terus mengembara, hidup dengan memanfaatkan lembah sungai yang subur dari sisa Harappa.

Namun, setelah berhasil mengalahkan Bangsa Dravida di lembah Sungai Shindu dan menguasai daerah yang subur, mereka akhirnya menetap dan bercocok tanam.

Selanjutnya, mereka menduduki lembah Sungai Gangga dan terus mengembangkan kebudayaan hingga terbentuk budaya Hindu.

Kebudayaan Lembah Sungai Gangga

Bangsa Arya berusaha untuk tidak bercampur dengan Bangsa Dravida, yang merupakan penduduk asli India.

Namun, dalam bidang kebudayaan, tetap terjadi percampuran antara keduanya.

Kebudayaan Lembah Sungai Gangga merupakan campuran antara kebudayaan Bangsa Arya dan Dravida.

Kebudayaan ini pada akhirnya lebih dikenal dengan kebudayaan Hindu.

Daerah-daerah yang diduduki oleh bangsa Arya disebut Arya Varta (Negeri Bangsa Arya) atau Hindustan (tanah milik bangsa Hindu).

Sementara Bangsa Dravida mengungsi ke daerah selatan dan membentuk kebudayaan Dravida.

Sistem kepercayaan Lembah Sungai Gangga

Di Lembah Sungai Gangga, kebudayaan Hindu berkembang dan masyarakatnya memuja dewa-dewa.

Tiga dewa yang paling terkemuka adalah Dewa Brahma (pencipta alam), Dewa Wisnu (pemelihara alam), dan Dewa Syiwa (perusak alam).

Bagi penganut Hindu, Sungai Gangga dianggap sebagai tempat keramat dan suci, yang airnya dapat menyucikan diri serta menghapus dosa manusia.

Di dalam agama Hindu, dikenal pula sistem kasta yang pada akhirnya menyebabkan munculnya agama Buddha yang dipelopori oleh Sidharta Gautama.

Pemerintahan Lembah Sungai Gangga

Pemerintahan yang pernah berkuasa di wilayah Lembah Sungai Gangga adalah Kerajaan Gupta.

Kerajaan Gupta adalah sebuah kekaisaran India Kuno yang berdiri antara 320 M hingga 550 M.

Pendirinya adalah Chandragupta I, yang pernah menjadi bagian dari Kerajaan Maurya.

Kerajaan Gupta kemudian mencapai masa kejayaan ketika diperintah oleh Raja Samudragupta, cucu Chandragupta I.

Di bawah kekuasaan Samudragupta, Lembah Sungai Gangga dan Lembah Sungai Indus berhasil dikuasai, sedangkan ibu kota kerajaan dipindahkan ke Ayodhia.

Periode Kerajaan Gupta disebut sebagai zaman keemasan India karena banyaknya penemuan dalam bidang sains, teknologi, seni, sastra, matematika, astronomi, dan masih banyak lainnya.

Dalam perkembangannya, Kerajaan Gupta mengalami kemunduran setelah wafatnya Raja Wikramaditya atau Chandragupta II.

Setelah sempat berada dalam masa kegelapan, barulah pada abad ke-7 M muncul Kerajaan harsha dengan rajanya bernama Harshawardana.

Raja Harsha awalnya memeluk Hindu, tetapi kemudian memeluk Buddha.

Pada periode ini, tepi Sungai Gangga banyak dibangun wihara dan stupa, tempat-tempat penginapan, serta fasilitas kesehatan.

Referensi:

  • Aizid, Rizem. (2018). Sejarah Terlengkap Peradaban Dunia. Yogyakarta: Noktah.

https://www.kompas.com/stori/read/2021/06/15/160000579/peradaban-lembah-sungai-gangga

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke