Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Zaman Logam: Pembagian dan Peninggalan

Pada Zaman Logam, manusianya tidak hanya menggunakan peralatan sehari-hari dari batu, tetapi juga mampu membuat alat-alat dari logam.

Manusia yang hidup pada Zaman Logam dikatakan telah mengembangkan teknologi yang cukup tinggi.

Sebab, logam tidak dapat dipecah dan dipahat dengan mudah sebagaimana halnya batu.

Pada periode ini, bahan-bahan dari logam diolah dan dibentuk menjadi beraneka ragam peralatan.

Hal itu membuktikan bahwa manusia purba telah mengenal teknik peleburan logam.

Zaman Logam juga disebut Masa Perundagian, sebab di dalam masyarakatnya muncul golongan undagi yang terampil di bidangnya masing-masing.

Teknik pengolahan logam

Pada periode ini, masyarakatnya mengenal dua teknik pengolahan logam, yaitu:

  • Teknik Bivalve, atau teknik setangkup adalah cara pengolahan logam menggunakan dua cetakan dari batu yang dirapatkan. Teknik seperti ini dapat digunakan berkali-kali.
  • Teknik Cire Perdue, adalah cara pengolahan logam menggunakan cetakan yang terbuat dari lilin dan tanah liat. Teknik ini hanya bisa dipakai sekali saja.

Pembagian zaman logam

Menurut perkembangannya, Zaman Logam dapat dibedakan menjadi tiga periode, yaitu Zaman Tembaga, Zaman Perunggu, dan Zaman besi.

Namun, kepulauan Indonesia hanya mengalami dua zaman saja, yaitu Zaman Perunggu dan Besi.

Zaman Tembaga

Pada periode ini, manusia purba baru saja mengenal logam sebagai bahan dasar membuat peralatan sehari-hari.

Menurut para ahli, Indonesia tidak mengalami zaman ini, karena tidak ditemukan peninggalan sejarah berbahan tembaga di nusantara.

Beberapa negara yang pernah mengalami Zaman Tembaga adalah Malaysia, Thailand, Kamboja, dan Vietnam.

Zaman Perunggu

Pada Zaman Perunggu, manusia purba mampu mencampurkan tembaga dan timah dengan perbandingan 3:10 untuk menghasilkan logam yang lebih kuat dan keras.

Salah satu daerah pertama yang membuat perunggu adalah Sumeria di Mesopotamia.

Ciri umum periode ini adalah masyarakatnya menggunakan perkakas dari perunggu, meskipun tempat dan waktu pengenalannya tidaklah bersamaan.

Hasil-hasil kebudayaan Zaman Perunggu diantaranya:

1. Nekara

Nekara adalah semacam berumbung dari perunggu yang berpinggang di bagian tengahnya dan sisi atasnya tertutup.

Ada juga yang mengatakan bahwa nekara seperti dandang terbalik.

Nekara umumnya digunakan dalam upacara keagamaan, seperti contohnya dalam ritual pemanggilan hujan.

Nekara banyak ditemukan di Sumatera, Bali, Sumbawa, Roti, Selayar, Leti, dan kepulauan Kei.

Di Alor, juga terdapat nekara yang disebut Moko karena ukurannya lebih kecil daripada di tempat lain.

Sementara di Bali pernah ditemukan nekara dalam ukuran yang sangat besar.

2. Kapak Corong

Kapak corong juga dikenal sebagai kapak perunggu atau kapak sepatu, yang banyak ditemukan di Sumatera Selatan, Jawa, Bali, Sulawesi Tengah dan Selatan, dan di Pulau Selayar.

Bentuknya bermacam-macam, ada yang besar dan diberi hiasan, pendek dan lebar, bulat, dan ada pula yang berukuran kecil.

Sedangkan kapak corong yang panjang di salah satu sisinya disebut sebagai candrasa.

Kapak corong dan candrasa umumnya digunakan dalam upacara keagamaan serta perkakas rumah tangga.

3. Arca Perunggu

Arca perunggu ada yang berbentuk manusia, ada pula yang berbentuk binatang.

Umumnya berukuran kecil dan terdapat cincin di bagian atasnya.

Di Indonesia, peninggalan arca perunggu ditemukan di Bangkinang (Riau), Lumajang (Jawa Timur), Palembang (Sumatera Selatan), Limbangan (Bogor).

4. Bejana Perunggu

Bejana perunggu berbentuk seperti periuk, tetapi lebih langsing dan gepeng.

Benda dari Zaman Logam ini ditemukan di tepi Danau Kerinci (Sumatera) dan Madura.

5. Perhiasan

Pada periode ini, juga ditemukan perhiasan seperti kalung, cincin, anting-anting, dan manik-manik dari perunggu.

Zaman Besi

Zaman Besi merupakan periode di mana manusia telah mampu membuat peralatan dari besi dengan cara melebur dari bijihnya kemudian dituang ke dalam cetakan untuk membuat alat-alat yang diinginkan.

Teknik pembuatan perkakas dari besi dinilai lebih sempurna daripada tembaga ataupun perunggu.

Sebab, besi adalah logam yang sangat keras dan memiliki titik lebur sangat tinggi.

Hasil peninggalan dari Zaman Besi yang ditemukan di Indonesia antara lain, mata kapak, mata sabit, mata pisau, mata pedang, cangkul, dan sebagainya.

Benda - benda tersebut ditemukan di Gunung Kidul (Yogyakarta), Bogor, Besuki dan Punung (Jawa Timur).

Zaman Logam di Indonesia

Perkembangan Zaman Logam di Indonesia berbeda bila dibandingkan dengan di Eropa.

Di Eropa, Zaman Logam mengalami tiga periode, sementara di Indonesia hanya mengalami Zaman Perunggu dan Besi.

Zaman Perunggu merupakan fase yang sangat penting dalam sejarah Indonesia. Sebab, Zaman Perunggu dan Besi masuk secara bersamaan.

Hasil kebudayaan yang ditinggalkan pun didominasi oleh alat-alat dari perunggu, sehingga Zaman Logam di Indonesia disebut juga Zaman Perunggu.

Sedangkan alat-alat dari besi yang ditemukan pada Zaman Besi jumlahnya lebih sedikit dan bentuknya seperti alat-alat perunggu.

Manusia purba Indonesia umumnya membuat peralatan dari logam sebagai senjata untuk berburu, mengerjakan ladang, serta keperluan upacara keagamaan.

Referensi:

  • Sugiarti, Etty. (2010). Ensiklopedia Zaman Prasejarah. Semarang: ALPRIN.

https://www.kompas.com/stori/read/2021/04/09/114054679/zaman-logam-pembagian-dan-peninggalan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke