Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Berakhirnya Perang Dingin

Perang Dingin berlangsung sejak tahun 1947 sampai 1991 yang terjadi antara Uni Soviet dengan Amerika Serikat serta masing-masing sekutunya, yakni Blok Timur dan Blok Barat. 

Setelah saling bersitegang selama 44 tahun, awal dari meredanya Perang Dingin di Eropa adalah ditandai oleh kemunduran Uni Soviet.

Kemunduran Uni Soviet 

Pada 1980, Uni Soviet mulai mengalami kemerosotan ekonomi yang berdampak negatif pada seluruh kehidupan di dalamnya. 

Untuk merestrukturisasi negaranya, Presiden Uni Soviet, Michael Gorbachev, membentuk sebuah kebijakan baru bernama Perestroika. 

Perestroika berfungsi untuk mengubah sistem komunisme menjadi lebih demokratis.

Di dalam kebijakan tersebut terdapat tiga prinsip utama penting. Tiga prinsip utama dalam kebijakan tersebut adalah:

  • Glasnost (Keterbukaan Politik)
  • Democratizatsiya (Demokratisasi)
  • Rule of Law

Glasnost merupakan prinsip yang mengangkat keterbukaan politik dalam semua bidang di institusi pemerintahan Uni Soviet, termasuk kebebasan informasi. 

Glasnost diharapkan dapat memberikan kemajuan untuk Uni Soviet, tetapi yang terjadi justru sebaliknya.

Glasnost justru memicu timbulnya perpecahan di Uni Soviet, karena adanya keterbukaan dan kebebasan informasi.

Media pun mulai mengungkap setiap permasalahan yang terjadi di dalam Uni Soviet yang selama ini ditutup-tutupi.

Beberapa masalah yang diungkap terkait sosial, ekonomi, dan politik. 

Selama Perang Dingin, Amerika Serikat dan Uni Soviet tidak pernah berperang secara terbuka. Namun masing-masing berlomba menguatkan satuan perang dan teknologinya.

Salah satunya dalam misi antariksa. Upaya menerbangkan roket ke luar angkasa hingga ke bulan memakan biaya sangat besar.

Belum lagi upaya Uni Soviet menginvasi Afghanistan. Perang tersebut juga memakan dana yang besar.

Perekonomian Uni Soviet tertekan akibat pengeluaran-pengeluaran ini. Kemiskinan meningkat.

Di sisi lain, kapitalisme dan pasar bebas membuat Amerika Serikat semakin kaya dan makmur. 

Hal ini turut memicu terjadinya pertikaian di antara negara-negara anggota Pakta Warsawa. 

Pakta Warsawa dikenal sebagai Perjanjian Persahabatan, Kerja sama, dan Bantuan Bersama yang dibentuk oleh aliansi militer negara-negara Blok Timur di Eropa Timur. 

Tujuan dibentuknya Pakta Warsawa ini adalah untuk mengamankan diri dari ancaman aliansi NATO yang dibentuk pada 1949. 

Namun, pada 1989, para pemimpin komunis dari Pakta Warsawa mulai kehilangan kekuasaannya lantaran aliansi Soviet telah berada di ambang kehancuran. 

Rezim komunis di Bulgaria dan Rumania juga turut runtuh akibat pemberontakan kejam yang terjadi di sana.

Oleh karena itu, menteri luar negeri Amerika Serikat, James Baker, juga meminta mereka untuk tidak menentang intervensi Soviet di Rumania, agar tidak terjadi pertumpahan darah. 

Kejadian tersebut kemudian disusul dengan jatuhnya Tembok Berlin pada November 1989, yang menjadi tanda runtuhnya pemerintahan komunis Eropa dan mengakhiri Tirai Besi di Eropa.

Gelombang revolusioner ini menyapu Eropa Tengah dan Eropa Timur dan menggulingkan semua negara Marxis-Leninis, seperti Jerman Timur, Polandia, Hungaria, Cekoslowakia, dan Bulgaria. 

Bubarnya Uni Soviet 

Adanya kebijakan Perestroika justru membuat negara-negara Baltik (negara pecahan Uni Soviet) ingin memerdekakan diri sendiri, sehingga mereka mulai menarik diri.

Pendukung lain yang juga menjadi penyebab Uni Soviet mengalami keruntuhan yaitu salah satu prinsip utamanya, Glasnost, justru menimbulkan akibat-akibat yang tidak diharapkan.

Di antaranya yaitu muncul berita-berita negatif terkait masalah sosial dan ekonomi yang ternyata selama ini telah ditutup-tutupi oleh Soviet.

Ini memercik keinginan para negara Baltik yang tadinya bersatu dengan Uni Soviet jadi melepaskan diri.

Hal tersebut dilakukan lantaran mereka ingin memerdekakan negara mereka sendiri dan menganggap bahwa kebijiakan Perestroika tidak akan memberikan hasil yang baik untuk mereka.

Tidak berhenti di situ, pada 1991, upaya kudeta juga berusaha dilakukan kepada Gorbachev dengan cara menggulingkan kepemerintahannya, tetapi gagal.

Alhasil, untuk mencegah terjadinya perpecahan lebih lanjut, Presiden Gorbachev pun mengundurkan diri sebagai presiden yang menjadi tanda berakhirnya Uni Soviet.

Uni Soviet resmi dibubarkan pada 25 Desember 1991.

Presiden Amerika Serikat George Bush menanggapi bubarnya Uni Soviet dengan suka cita. Ia mengklaim AS telah memenangkan Perang Dingin.

Kendati demikian banyak pendapat yang mengatakan tidak ada pemenang Perang Dingin. Gorbachev juga menilai Perang Dingin telah merugikan seluruh pihak yang berperan dan terdampak karenanya.

Referensi:

  • Matlock, Jack F. (2004). Reagan and Gorbachev: How the Cold War Ended. New York: Random House Publishing Group.

https://www.kompas.com/stori/read/2021/04/07/171647879/berakhirnya-perang-dingin

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke