KOMPAS.com - 23 Desember 2002 mungkin bisa jadi salah satu hari memalukan dalam sejarah sepak bola Filipina.
Bagaimana tidak, di hari itu, timnas Filipina dipermak Indonesia dalam laga terakhir penyisihan grup A Piala Tiger (kini Piala AFF) 2002 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta.
Filipina bahkan kalah dengan skor yang sangat telak, 1-13 alias berselisih satu lusin.
Dari 13 gol timnas Indonesia, delapan di antaranya hasil quattrick yang dicetak Bambang Pamungkas dan Zaenal Arif.
Filipina mengakhiri Piala Tiger 2002 dengan status juru kunci Grup A. The Azkals tak pernah menang dalam empat laga.
Dengan nol poin, Filipina hanya mampu mencetak tiga gol dan kemasukan 24 gol.
Sementara itu, Indonesia berhasil melaju sampai ke final sebelum dikalahkan Thailand lewat adu penalti.
Selama dekade 1990-an hingga 2000-an, Filipina memang jadi salah satu pesakitan dalam sepak bola Asia Tenggara.
Ketika itu, Filipina paling hanya mampu bersaing dengan Brunei Darussalam, Laos, ataupun Kamboja.
Baca juga: Dekade 2010-2019, Penurunan Drastis Prestasi Sepak Bola Indonesia
Namun, 18 tahun berselang sejak 2002, mungkin tak ada yang menyangka dunia sepak bola Filipina sudah melampaui pencapaian Indonesia.
Kini, peringkat FIFA, AFC, prestasi di Piala AFF dan Piala Asia, hingga kualitas kompetisi Filipina sudah berada di atas Indonesia.
Filipina kini tercatat menempati peringkat 124 dunia, saat Indonesia hanya mampu menempati 173.
Di Piala Asia, timnas Filipina berhasil lolos pada turnamen edisi 2019 yang digelar di Uni Emirat Arab, Januari tahun lalu.
Meski gagal lolos dari fase grup, Filipina berhasil masuk turnamen sepak bola paling prestise di Asia itu.
Sementara itu, Indonesia tak pernah lagi melangkahkan kaki di Piala Asia sejak masuk dekade 2010-an.