Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kecelakaan Helikopter yang Menewaskan Kobe Bryant Mulai Diselidiki

Kompas.com - 28/01/2020, 23:30 WIB
Alsadad Rudi,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

Sumber BBC

KOMPAS.com - Investigator dari Federal Aviation Administration (FAA) dan National Safety Safety Board (NTSB) mulai menyelidiki penyebab kecelakaan helikopter yang menewaskan legenda NBA, Kobe Bryant.

Bryant tewas dalam kecelakaan helikopter di Calabasas, California, Minggu (26/1/2020) pagi waktu setempat.

Helikopter Sikorsky S-76B yang ditumpangi Bryant jatuh ke lereng bukit di luar kota Calabasas, sebelah barat Los Angeles.

Salah satu putri Kobe Bryant berusia 13 tahun, Gianna, dan tujuh penumpang lainnya juga menjadi korban.

Sampai sejauh ini, ada dua kemungkinan penyebab kecelakaan tersebut, yakni kondisi cuaca yang berkabut dan kemungkinan kegagalan mekanis.

FBI memiliki tim yang terdiri dari sekitar 20 orang di Los Angeles dan akan bekerja sama dengan FAA, pabrik helikopter dan perusahaan yang membuat mesin.

FBI membantu staf NTSB mendokumentasikan tempat kejadian, yang merupakan prosedur standar.

Sebelum kecelakaan terjadi, kondisi cuaca di sekitar kediaman Bryant memang berkabut.

Kondisi yang sama juga dialami pihak kepolisian yang terpaksa mendaratkan helikopter mereka saat hendak menjangkau lokasi, Senin (27/1/2020).

Baca juga: Lolos ke Semifinal Australian Open, Novak Djokovic Kenang Kobe Bryant

Sebelum terjadinya kecelakaan, pilot helikopter yang ditumpangi Bryant sempat meminta izin khusus ke pengawas lalu lintas udara, yang dikenal sebagai Peraturan Penerbangan Visual Khusus, untuk terbang dalam cuaca kurang optimal.

Demikian pernyataan salah satu anggota dewan NTSB, Jennifer Homendy, yang pergi ke lokasi kecelakaan untuk mengumpulkan bukti.

Menurut Homendy, helikopter sempat berputar di udara selama 12 menit sebelum diberikan izin terbang.

Pilot kemudian meminta pengawas untuk "mengikuti penerbangan", sebuah bantuan yang diberikan kepada helikopter untuk menghindari tabrakan.

Namun, helikopter nahas tersebut terbang terlalu rendah, sehingga sulit dipantau oleh radar.

Pilot sempat melapor untuk menaikan ketinggian untuk menghindari lapisan awan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com