Lari Jarak Jauh, Waspadai Kelelahan Kaki

JAKARTA, KOMPAS.com - Atlet lari jarak jauh mesti mewaspadai kelelahan kaki.

Kelelahan kaki bisa membuat kondisi kaki tidak seimbang bahkan rentan cedera.

Cedera pada kaki para atlet jarak jauh mulai dari blister alias kapalan pada telapak kaki.

"Cedera angkle atau pergelangan kaki yang biasanya terjadi," kata desainer sepatu League Mikhael (Mike) Romeo pada Minggu (19/1/2020).

Baca juga: Melirik Fresh 42Ø, Sneakers Transparan League x Indonesia Sneaker Team

Dalam kesempatan itu, Mike menjadi desainer untuk sneakers, sepatu dengan sol fleksibel terbuat dari karet atau bahan sintetis dan bagian atas terbuat dari kulit atau kanvas, kolaborasi antara League dengan Indonesia Sneaker Team (IST).

Nama sneakers yang diluncurkan pada Minggu itu adalah City Lights.

Lebih lanjut menurut Mike, bagi para atlet, penting untuk merasa nyaman saat menggunakan sneakers lari.

Secara umum, pelari jarak pendek, di bawah jarak tempuh 10 kilometer, lazimnya menggunakan sepatu dengan bagian dalam dan sol yang lebih empuk.

"Kalau lari jarak jauh seperti maraton, atlet menggunakan sepatu yang keras," tutur kelahiran Jakarta pada 29 Oktober 1992 ini.

Kompas.com/Josephus Primus Menurut desainer sepatu League Michael (Mike) Romeo, atlet lari jarak dekat maupun jauh harus memperhatikan kenyamanan kaki saat proses berlari. Mike menjadi desainer sneaker City Lights kolaborasi League dengan Indonesia Sneaker Team (IST) yang diluncurkan pada Minggu (19/1/2020).

Sepatu yang bagian dalam dan sol yang lebih keras, kata Mike, berfungsi untuk menjaga kaki dari kelelahan.

Selain itu, menurut Mike, akan baik jika sepatu lari dilengkapi dengan pelindung pergelangan kaki di bagian dalamnya.

"Keberadaan pelindung pergelangan kaki seperti menjadi konstruksi lazim pembuatan sepatu lari," kata pria yang sejak kecil bercita-cita menjadi pemain bola basket ini.

Terbatas

Kompas.com/Josephus Primus Sepatu City Lights hitam kolaborasi League dengan Indonesia Sneaker Team (IST). Konsep sepatu ini terinspirasi kehidupan di kota. Sepatu dengan dominasi warna hitam, pink flash, dan bright violet diproduksi terbatas, 300 pasang, dengan banderol harga ritel per pasang Rp 849.000.

Lebih lanjut, ikhwal City Lights, Mike mengatakan bahwa sneakers itu berangkat dari konsep denyut kehidupan kota.

Kehidupan kota lekat dengan kesibukan masyarakatnya, lengkap dengan lukisan gedung-gedung bermandikan cahaya, terlebih pada malam hari.

Setidaknya, ada empat komponen yang disematkan pada City Lights.

Pertama, ada komponen air quick yang memungkinkan uap air ditransmisikan.

Selain itu, komponen ini mampu meningkatkan penyerapan panas dengan cepat sehingga menjaga kelembapan kaki.

"Ini kan sesuai dengan iklim Indonesia yang tropis," kata Mike.

Ada juga komponen exo-skin alias materi bagian atas sneakers berlapis tipis dengan desain tanpa jahitan.

Selain itu, ada juga HDR atau sol bagian luar berbahan dasar karet karbon (carbon rubber).

Lantaran HDR, snekaers City Lights tidak mudah terkikis dan tahan lama.

Keempat, City Lights mempunyai fitur shankplate pada sol bagian tengah.

Fitur ini dapat melakukan transfer energi dari tumit ke telapak kaki dan jari kaki tatkala pengguna melakukan tolakan.

Kompas.com/Josephus Primus Sepatu City Lights kolaborasi League dengan Indonesia Sneaker Team (IST) yang diluncurkan pada Minggu (19/1/2020). Sepatu dengan dominasi warna hitam, pink flash, dan bright violet diproduksi terbatas, 300 pasang, dengan banderol harga ritel per pasang Rp 849.000. Sebelumnya, ada Juli 2019, League dan IST bekerja sama meluncurkan sneaker Fresh Start 420.

Sol bagian luar City Lights dirancang untuk lari jarak jauh.

City Lights, kata Manager Produksi League Ginanjar Perdana Putra, dalam kesempatan itu, diproduksi dalam jumlah terbatas yakni 300 pasang.

Banderol ritel per pasang Rp 849.000.