Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

12 Tradisi di Jawa Tengah yang Masih Dilestarikan

Kompas.com - 21/03/2024, 11:30 WIB
Eliza Naviana Damayanti,
Serafica Gischa

Tim Redaksi

Upacara tedak siten

Tradisi tedak siten adalah upacara perayaan kelahiran anak pertama di masyarakat Jawa. Bayi diletakkan di atas sapu tangan dan diberikan benda-benda simbolis.

Acara ini dihadiri oleh keluarga besar dan tetangga untuk memberikan ucapan selamat kepada keluarga yang memiliki bayi yang baru lahir.

Baca juga: Tarung Peresean, Tradisi Menguji Nyali Pemuda Lombok

Brobosan

Tradisi brobosan adalah upacara adat di masyarakat Jawa, terutama di Banyumas. Ini dilakukan sebelum pemakaman untuk memberi penghormatan terakhir kepada orang yang meninggal.

Jenazah diarak keliling desa atau kota sambil dikelilingi keluarga dan kerabat yang membawa lilin. Tradisi ini juga sebagai wujud rasa duka cita dan penghormatan kepada keluarga yang ditinggalkan.

Tingkeban

Tradisi Tingkeban adalah upacara Jawa yang merayakan kehamilan tujuh bulan. Wanita hamil diberi makanan dan hadiah oleh keluarga serta kerabat.

Acara ini juga diisi dengan doa untuk kelancaran persalinan. Tradisi ini menguatkan hubungan sosial dan kekeluargaan.

Sadranan

Tradisi sadranan adalah upacara di budaya Jawa yang dilakukan saat seseorang akan meninggalkan tempat tinggalnya untuk mencari pekerjaan atau menempuh pendidikan di tempat lain.

Keluarga dan tetangga memberikan doa serta perlengkapan yang dibutuhkan untuk perjalanan baru. Tradisi ini menguatkan hubungan sosial dan menandai awal perjalanan baru dalam hidup seseorang.

Syawalan

Tradisi Syawalan adalah perayaan umat Islam setelah Ramadhan. Ini meliputi shalat Idul Fitri di pagi hari, kunjungan ke rumah kerabat, dan memberi ucapan selamat Idul Fitri. Tradisi ini juga mencakup acara makan bersama dan berkumpul dengan keluarga serta kegiatan sosial seperti santunan.

Baca juga: Tradisi Pemakaman Ngaben di Bali

Ruwatan

Ruwatan adalah tradisi Jawa yang dilakukan untuk membersihkan diri secara spiritual atau fisik, mengusir roh jahat, atau mengatasi masalah kesehatan dan keuangan dengan berbagai ritual dan bantuan ahli spiritual. Tradisi ini sering melibatkan dukungan sosial dari keluarga dan komunitas.

 

Referensi:

  • Kholid, A. I. (2016). Wali Songo: Eksistensi dan Perannya dalam Islamisasi dan Implikasinya Terhadap Munculnya Tradisi-Tradisi Di Tanah Jawa. Tamaddun.
  • Solikhin, K. M. (2010). Ritual & Tradisi Islam Jawa. Yogyakarta: Narasi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com