Oleh: Ani Rachman, Guru SDN No.111/IX Muhajirin, Muaro Jambi, Provinsi Jambi
KOMPAS.com - Masyarakat di Bali mempunyai tradisi pemakaman yang unik. Yang paling terkenal tentu saja adalah Ngaben.
Upacara Ngaben (Pelebon) memiliki arti penting bagi orang Bali. Dengan Pengabenan itu, keluarga dapat membebaskan arwah orang yang meninggal dari ikatan-ikatan duniawinya.
Rohnya akan menuju surga atau menjelma kembali ke dunia melalui reinkarnasi (kelahiran kembali).
Ngaben ini merupakan wujud rasa hormat sanak keluarga terhadap orang yang meninggal tersebut.
Ngaben memerlukan biaya yang besar. Karena itu, pelaksanaannya sering ditunda cukup lama sejak kematian.
Baca juga: Mengenal Filosofi dan Tata Letak Rumah Tradisioanl Bali
Untuk meringankan biaya dan tenaga, ini masyarakat sering melakukan pengampunan secara bersama-sama. Jasad orang yang meninggal sering dimakamkan terlebih dahulu hingga biayanya mencukupi.
Bagi keluarga yang mampu, upacara Ngaben dapat dilakukan secepatnya. Jasad orang yang telah meninggal disimpan di rumah sambil menunggu waktu yang baik.
Menurut kepercayaan orang Bali, selama masa penyimpanan di rumah, roh orang yang meninggal menjadi tidak tenang dan selalu ingin kebebasan.
Hari yang baik untuk melaksanakan ngaben biasanya ditentukan oleh para pendeta berdasarkan pada kalender Bali.
Beberapa hari sebelum upacara ngaben dilaksanakan, keluarga dengan dibantu oleh masyarakat akan membuat " Bade" dan " Lembu" yang sangat megah terbuat dari kayu, kertas warna-warni, dan bahan lainnya.
"Bade dan Lembu" ini merupakan tempat jenazah yang akan digunakan pada pelaksanaannya.
Baca juga: Mengenal Makepung, Balapan Kerbau Tradisi Bali
Pagi hari sebelum upacara ngaben dimulai, keluarga dan masyarakat datang untuk melakukan penghormatan terakhir. Jenazah kemudian dibersihkan, yang disebut "Nyiramin", oleh masyarakat dan keluarganya.
Nyiramin ini dipimpin oleh seorang yang dianggap paling tua di dalam masyarakat. Setelah itu, jenazah dipakaikan dengan pakaian adat Bali seperti layaknya orang yang masih hidup.
Setelah semuanya siap, jenazah akan ditempatkan di "Bade" untuk diusung beramai-ramai ke kuburan tempat upacara ngaben. Acara ini diiringi dengan gamelan, kidung suci, dan diikuti seluruh keluarga dan masyarakat.