Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keelektronegatifan Senyawa dalam Satu Golongan

Kompas.com - 12/12/2023, 18:00 WIB
Silmi Nurul Utami

Penulis

KOMPAS.com – Dalam satu golongan, senyawa dan unsur dapat memiliki elektronegativitas yang berbeda. Bagaimana keelektronegatifan senyawa dalam satu golongan? Berikut adalah penjelasannya!

Dilansir dari Encyclopedia Britannica, keelektronegatifan adalah kemampuan suatu atom untuk menarik pasangan elektron yang digunakan bersama dengan atom lain dalam suatu ikatan kimia.

Makin elektronegatif suatu atom, maka makin kuat atom tersebut untuk menarik elektron bersama.

Diketahui, keelektronegatifan senyawa atau unsur dalam satu golongan berbeda mengikuti kecenderungan tertentu.

Baca juga: Apa yang Dimaksud dengan Keelektronegatifan?

Dilansir dari Angelo State University, keelektronegatifan meningkat dari bawah ke atas dalam suatu golongan.

Artinya, makin ke atas golongan maka makin tinggi keelektronegatifannya. Sebaliknya, makin ke bawah golongan suatu unsur, maka makin kecil keelektronegatifannya.

Sebagai contoh, dalam golongan unsur halogen. Fluor adalah unsur paling atas dan memiliki keelektronegatifan paling besar dengan skala Pauling bernilai 4.

Adapun, makin ke bawah golongan halogen maka makin rendah keelektronegatifannya.

Astatin yang berada paling bawah unsur halogen memiliki keelektronegatifan paling rendah dalam golongannya. Keelektronegatifan astatin ditunjukkan oleh nilai 2,2 dalam skala Pauling.

Baca juga: Unsur Halogen: Pengertian dan Sifatnya

Dilansir dari Chemistry LibreTexts, keelektronegatifan menurun ke bawah satu golongan karena pasangan elektron ikatan makin jauh dari gaya tarik inti.

Seperti yang kita ketahui, atom dari atas ke bawah dalam suatu golongan memiliki jumlah elektron yang lebih banyak.

Hal tersebut menyebabkan jari-jari atom tersebut lebih besar. Artinya, jarak antara inti atom dan elektron berpasangan di kulit valensi makin jauh.

Jarak yang makin jauh tersebut menyebabkan daya tarik inti atom pada elektron berpasangan berkurang. Sehingga, elektronegativitasnya makin rendah.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Mengenal Ukara Lamba Basa Jawa

Mengenal Ukara Lamba Basa Jawa

Skola
Bedane Geguritan Gagrak Lawas lan Gagrak Anyar

Bedane Geguritan Gagrak Lawas lan Gagrak Anyar

Skola
Prinsip dan Macam-macam Tembang Jawa Tengahan

Prinsip dan Macam-macam Tembang Jawa Tengahan

Skola
Pengertian, Ciri-ciri, dan Contoh Tembang Jawa Gedhe

Pengertian, Ciri-ciri, dan Contoh Tembang Jawa Gedhe

Skola
Gaman lan Aji-Ajine Wayang

Gaman lan Aji-Ajine Wayang

Skola
Ratu, Negara, lan Patihe dalam Pewayangan

Ratu, Negara, lan Patihe dalam Pewayangan

Skola
Peran Siswa dalam Mendukung Implementasi Wawasan Kebangsaan

Peran Siswa dalam Mendukung Implementasi Wawasan Kebangsaan

Skola
Hubungan Antargatra

Hubungan Antargatra

Skola
Peran dan Ancaman dalam Membangun Integrasi Nasional

Peran dan Ancaman dalam Membangun Integrasi Nasional

Skola
Kesediaan Warga Negara untuk Melakukan Bela Negara

Kesediaan Warga Negara untuk Melakukan Bela Negara

Skola
Daerah Khusus, Daerah Istimewa, dan Otonomi Khusus

Daerah Khusus, Daerah Istimewa, dan Otonomi Khusus

Skola
Apa Saja Kewenangan Pemerintah Daerah?

Apa Saja Kewenangan Pemerintah Daerah?

Skola
Gejala Sosial akibat Pengaruh Penyimpangan Sosial

Gejala Sosial akibat Pengaruh Penyimpangan Sosial

Skola
Jenis dan Ciri Basa Madya dalam Bahasa Jawa

Jenis dan Ciri Basa Madya dalam Bahasa Jawa

Skola
5 Tipe Lembaga Sosial dalam Masyarakat

5 Tipe Lembaga Sosial dalam Masyarakat

Skola
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com