Kalaupun ada budaya asing yang masuk, budaya asing ini hanya akan jadi tren sesaat dan bukannya menggantikan budaya warisan nenek moyang yang sudah ada.
Apalagi sampai merusak kepercayaan yang sudah berusia puluhan hingga ratusan tahun.
Baca juga: Contoh Kearifan Lokal
Kearifan lokal memiliki kemampuan bukan hanya untuk mengakomodasi, tetapi juga mengintegrasikan budaya asing yang masuk dan memadukannya dengan budaya yang sudah ada dengan baik.
Contohnya adalah pembangunan sebuah gedung di Indonesia. Tidak jarang arsiteknya memadukan budaya lokal dengan mencontek desain bangunan tradisional di Indonesia, kemudian dipadukan dengan arsitektur modern.
Kearifan lokal yang menjadi adat dan budaya asli mengakar begitu kuat, sehingga akan sulit untuk menghilangkannya dari masyarakat.
Masuknya budaya asing justru membuat kepercayaan terhadap kearifan lokal yang lebih kuat, sehingga membuat kita justru mampu mengendalikan budaya asing yang masuk.
Kearifan lokal yang sudah berusia puluhan tahun pada akhirnya akan menjadi kepercayaan atau pedoman yang dianut oleh masyarakat setempat.
Ketika terjadi sesuatu, masyarakat akan menjadikan kearifan lokal sebagai patokan sebelum mengambil sikap atau tindakan tertentu.
Kebiasaan ini juga membuat masyarakat di wilayah tertentu dapat mengembangkan budaya yang sudah ada menjadi lebih terarah dari sebelumnya.
Dengan kata lain, kearifan lokal memiliki ciri berupa dapat memberikan arah bagi masyarakat setempat.
Baca juga: Contoh Aktivitas Masyarakat dalam Upaya Pembangunan Sosial Budaya
Kearifan lokal yang ada mungkin memiliki sifat yang sangat tradisional, tetapi keberadaan kearifan lokal sangatlah penting bagi masyarakat setempat.
Hal ini dikarenakan, kearifan lokal bukan hanya bisa dijadikan pedoman dalam bertindak maupun bersikap, tetapi juga memiliki fungsi tertentu, sebagai berikut:
Kearifan lokal yang ada membuat masyarakat lebih sadar mengenai pentingnya sumber daya alam yang ada disekitar mereka.
Kearifan lokal membantu untuk mendorong masyarakat di wilayah tertentu untuk melakukan konservasi agar alam tempat mereka tinggal tetap terjaga dan tidak mengalami kerusakan.
Misalnya, nelayan Aceh yang memiliki hari-hari yang pantang dipakai untuk melaut, seperti hari Jumat atau hari raya Idul Fitri.