Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Flora dan Fauna Khas Nusa Tenggara Timur

Kompas.com - 05/04/2023, 20:00 WIB
Serafica Gischa

Editor

Oleh: Ani Rachman, Guru SDN No.111/IX Muhajirin, Muaro Jambi, Provinsi Jambi

 

KOMPAS.com - Flora dan fauna di berbagai wilayah di Indonesia beragam dan memiliki kekhasan masing-masing, salah satunya di Nusa Tenggara Timur.

Tak hanya adat dan budayanya yang terkenal, flora dan faunanya pun juga sangat menarik untuk di pelajari. 

Berikut flora dan fauna khas dari Nusa Tenggara Timut, yaitu:

Flora khas NTT

Cendana merupakan salah satu jenis flora khas Nusa Tenggara Timur, karena daerah ini merupakan tempat tumbuhnya tanaman cendana secara alami.

Cendana (Santalum album L) merupakan salah satu jenis tanaman penghasil minyak atsiri. Selain itu, kayu tanaman ini cukup banyak diminati sebagai bahan kerajinan tangan atau yang lainnya.

Tak hanya di Nusa Tenggara Timur, penyebaran tanaman ini juga ditemukan di daerah Timor Timur, Bali, dan sebagian Pulau Jawa.

Baca juga: Makna Tari Lego-Lego dari Nusa Tenggara Timur

Perawakan tanaman ini kurang menarik, batang pohonnya pendek, meskipun ada yang tinggi, paling hanya mencapai 12-15 meter, diameter batangnya 20-35 sentimeter. Tajuk tanamannya pun terkesan tidak rimbun.

Daun tanaman cendana berwarna hijau, dengan ukuran yang kecil, relatif panjang, dan merupakan daun tunggal.

Buahnya juga berukuran kecil, di dalamnya terdapat biji-biji yang mudah berkecambah. Tanaman ini tumbuh dengan baik di tempat berketinggian antara 50-1.200 meter dari permukaan laut.

Tanaman ini memerlukan sinar Matahari dalam jumlah yang relatif banyak. Pertumbuhannya yang cocok apabila terdapat musim kemarau dengan curah hujan antara 1.000-2.000 mm per tahun.

Selama ini tanaman cendana merupakan salah satu barang dagangan yang bernilai tinggi. Dari tanaman ini dihasilkan minyak cendana yang digunakan dalam industri kosmetika dan untuk obat obatan tradisional.

Ilustrasi pulau Komodocanva.com Ilustrasi pulau Komodo

Fauna khas NTT

Komodo adalah hewan kadal raksasa yang panjangnya dapat mencapai 3 meter dengan berat antara 45-85 kg.

Komodo (Vera nus Komodoensis) merupakan satwa langka yang tak pernah ditemukan di tempat lain di dunia ini, selain di Pulau komodo dan sebagian pulau Flores.

Hewan ini merupakan hewan karnivora yang mempunyai kecepatan berlari 20 km/jam. Mempunyai indra penciuman dan gigi yang kuat. Gigitannya mengandung infeksi, disebabkan air liurnya mengandung 60 jenis bakteri. 

Kepala komodo cenderung berbentuk segitiga yang bermoncong, tetapi tidak runcing. Di dekat ujung moncongnya terdapat sepasang lubang hidung yang agak besar, matanya kecil, lidahnya panjang bercabang dan berwarna merah.

Baca juga: Keunikan Rumah Musalaki, Adat Nusa Tenggara Timur

Ekor komodo relatif panjang dan berotot, dapat dijadikan senjata yang ampuh untuk melumpuhkan mangsanya. Lain halnya dengan kadal yang lain, ruas tulang belakang ekornya tidak terdapat titik-titik retakan sehingga tidak dapat ditinggalkan atau tumbuh kembali.

Komodo memiliki empat kaki yang sangat kokoh, masing-masing dilengkapi dengan jari-jari kaki yang berjumlah lima.

Setiap jari-jari kakinya dilengkapi dengan cakar yang runcing dan kuat yang berfungsi sebagai alat pertahanan diri dan membantu pada waktu mencabik-cabik makanannya. Sampai saat ini, Jumlah komodo sekitar 2.500 ekor.

Populasi komodo semakin menurun dan semakin terancam keberadaannya, dikarenakan adanya perburuan dan perdagangan secara ilegal dalam 20 tahun ini. Untuk melindungi hewan langka ini, akhirnya pemerintah mendirikan Taman Nasional Komodo pada tahun 1980.

 

Suka baca tulisan-tulisan seperti ini? Bantu kami meningkatkan kualitas dengan mengisi survei Manfaat Kolom Skola

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com