KOMPAS.com - Tari Lego-Lego berasal dari Nusa Tenggara Timur, tepatnya daerah Alor. Biasanya tarian tradisional ini disajikan untuk penyambutan tamu, upacara pernikahan, acara kebudayaan, dan lain sebagainya.
Sebagai seni tari tradisional, tari Lego-Lego diwariskan secara turun temurun dari nenek moyang. Bahkan hingga saat ini, masih terus dilestarikan dan cukup rutin ditampilkan dalam berbagai acara.
Tari Lego-Lego adalah salah satu tari daerah yang mengajak masyarakat bersatu membangun kampung dan negeri.
Menurut Tri Cahyani dalam buku 30 Destinasi Wisata di Nusa Tenggara Timur (2019), tari Lego-Lego dilakukan oleh beberapa orang, dengan diiringi gong dan moko yang ditabuh. Moko adalah alat musik mirip gendang yang terbuat dari perunggu.
Dikutip dari jurnal Modal Sosial dalam Budaya Tarian Lego-Lego Masyarakat Alor Nusa Tenggara Timur (2017) karya Welhelmina Selfina Beli, gerakan tarian ini dilakukan secara bersama-sama dengan mengelilingi alat musik moko.
Baca juga: Gerakan dan Pola Lantai Tari Merak
Lebih spesifiknya, para penari membentuk lingkaran, berjalan cepat atau terkadang lambat, saling berpegangan bahu dan kemudian bergerak mengelilingi moko. Tarian ini umumnya dilaksanakan di tempat khusus bernama lelang atau mesbah.
Apabila dilihat dari gerakan tariannya, dapat disimpulkan pola lantai tari Lego-Lego adalah pola lantai garis melengkung. Para penari akan membuat lingkaran sambil menari bersama-sama. Penggunaan pola lantai ini menimbulkan kesan persatuan dan persaudaraan di antara penarinya.
Dilansir dari situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), makna utama dari tari Lego-Lego adalah persatuan atau kebersamaan di antara warga masyarakat Alor, Nusa Tenggara Timur. Tarian ini mengandung semangat gotong royong, sikap mendukung, serta kerelaan memberi motivasi.
Jika dilihat secara lebih mendalam, tari Lego-Lego mempunyai dua makna fungsional penting, yakni:
Baca juga: Mengenal Tari Indang, Sumatera Barat
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.