Kaki kanan penari pun bergeser ke arah kanan depan, sedangkan kaki kirinya berjinjit dengan tangan yang masih dalam posisi sembah.
Usai jalan keset, penari menyilangkan tangan dan diayunkan, sehingga membentuk lingkaran sambil berdiri di bagian kiri dan kanan.
Gerakan dalam tarian ini dimulai dengan sebuah tutur sabda yang mengubah posisi tangan silang menjadi kembar.
Setelah itu, penari mengikuti gerakan tangan dengan memperhatikan pandangan mata. Selanjutnya, penari akan melakukan gerakan seperti sedang menabur bunga.
Kemudian, badan akan condong ke depan dan penari akan bersimpuh. Tangan akan diarahkan ke belakang, diikuti dengan gerakan ukel ke depan dan tangan kembali dibawa ke atas. Setelah itu, tangan penari akan disilangkan dan diarahkan ke samping badan.
Selanjutnya, tangan kanan akan bergerak ke atas kepala dan tangan kiri diletakkan di depan dada. Gerakan inti berakhir dengan gerakan ulur benang, di mana tangan penari akan mengulurkan benang dengan posisi yang serupa.
Baca juga: Akordeon, Alat Musik Daerah Sumatera Selatan
Gerakan penutup dimulai dengan gerakan tolak bala, yaitu menggambarkan penolakan terhadap segala hal negatif dalam diri manusia.
Kemudian, penari akan mengangkat tangan kanannya ke atas telinga kanan dan tangan kirinya diletakkan di depan dada.
Badan condong ke depan dan kepala menunduk. Gerakan selanjutnya adalah sembah sebagai penutup tarian.
Tari Gending Sriwijaya menggunakan pola lantai lurus yang selanjutnya berupa ke pola garis “V”.
Panggung akan dimasuki para penari dengan pola lantai garis lurus. Setelahnya, formasi huruf “V” akan dibentuk dengan penari yang memecah, dan penari utama akan menjadi titik tengah dari pola ini.
Dalam tarian ini, dibutuhkan sekiranya 13 orang penari. Masing-masing, terbagi atas sembilan penari perempuan yang menyimbolkan Batanghari Sembilan, satu pelantun lagu “Gending Sriwijaya”, dan tiga orang penari laki-laki.
Tugas dari penari utama ialah memegang tepak serta menjadi titik tengah. Peridon dibawa oleh dua orang penari di belakang penari utama, sama halnya dengan tiga orang lainnya. Payung dibawa oleh satu penari laki-laki, dan dua penari lainnya memegang tombak.
Baca juga: Tari Putri Bekhusek, Simbol Kemakmuran Sumatera Selatan
Beberapa properti yang digunakan dalam tari Gending Sriwijaya, yaitu:
Selendang meranti dibuat dengan kain songket khas Palembang. Selendang ini akan diikatkan di pinggang penari, dan diletakkan ke bagian pending.