KOMPAS.com - Tsunami adalah bencana alam berupa rangkaian gelombang laut yang mampu menjalar dengan kecepatan 900 kilometer per jam.
Biasanya tsunami disebabkan oleh pusaran air bawah laut, pergeseran lempeng, longsoran bawah laut, erupsi gunung berapi, dan jatuhnya meteor.
Bagaimana tanda-tanda terjadinya tsunami?
Menurut Utami Pratiwi dalam Buku Pintar Penanggulangan Gempa Bumi (2021), salah satu tanda akan terjadi bencana tsunami adalah surutnya air laut.
Hal ini biasanya didahului dengan gempa bumi bermagnitudo di atas 6,5. Selain itu, pusat gempa di bawah laut juga bisa menyebabkan tsunami.
Baca juga: 4 Faktor Penyebab Terjadinya Tsunami
Dikutip dari buku Tanda-tanda Terjadinya Tsunami (2021) oleh Rani Siti Fitriani dkk, makin luas daerah surutnya, kian besar dan kuat pula gelombang tsunami yang dihasilkan.
Surutnya air laut ini disebabkan oleh turunnya permukaan laut secara mendadak akibat gempa bumi, longsoran bawah laut, atau faktor lainnya.
Akibatnya terjadi kekosongan ruang dan air laut tertarik. Ketika tsunami terbentuk, gelombang yang sangat besar datang dan menghantam area sekitar pantai.
Selain gempa bumi dan surutnya air laut, terjadinya bencana tsunami ditunjukkan oleh beberapa tanda alam yang tak biasa.
Misalnya gerakan angin yang tak lazim dan perilaku hewan yang mencurigakan. Contoh kelelawar yang biasanya tidur, mendadak aktif di siang hari.
Salah satu tanda akan terjadi bencana tsunami juga bisa dipantau dari suara gemuruh yang muncul tiba-tiba, serta aktitivas laut yang tak biasa.
Baca juga: Syarat Terjadinya Tsunami Akibat Gempa Bumi
Contoh, tiba-tiba muncul gelombang kecil beberapa menit sebelum gelombang besar datang. Jika hal ini terjadi, segeralah berlari ke tempat yang lebih tinggi.
Kesimpulannya, tanda-tanda terjadinya tsunami adalah: