Di depan "Bade" terdapat kain putih yang panjang yang bermakna sebagai pembuka jalan sang arwah menuju tempat asalnya. Di setiap pertigaan atau perempatan jalan "Bade" akan diputar sebanyak tiga kali.
Hal itu bertujuan agar roh orang yang meninggal itu menjadi bingung dan tidak dapat kembali serta tidak mengganggu keluarga.
Sesampai di kuburan upacara ngaben dilaksanakan dengan meletakkan jenazah di "Lembu" yang telah disiapkan.
Baca juga: Mengenal Upacara Jatakarma Samskara, Bali
Ida Pedanda (pendeta) membaca doa, kemudian menyalakan api pada jasad. Lembu serta jasad jenazah dibakar sampai menjadi abu.
Abu ini kemudian dilarung ke laut atau sungai yang dianggap suci. Proses ini merupakan rangkaian upacara terakhir atas jasad fanah orang yang meninggal. Setelah upacara ini, keluarga dapat tenang mendoakan leluhur dari tempat suci dan pura masing-masing.
Makna upacara ngaben pada intinya adalah untuk mengembalikan roh leluhur ke tempat asalnya. Upacara ngaben biasanya dilakukan dengan semarak, tidak ada isak tangis.
Ada suatu keyakinan di kalangan orang Bali, bahwa kita tidak boleh menangisi orang yang telah meninggal karena itu dapat menghambat perjalanan sang arwah menuju tempatnya.
Suka baca tulisan-tulisan seperti ini? Bantu kami meningkatkan kualitas dengan mengisi survei Manfaat Kolom Skola
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.