Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tradisi Pemakaman Ngaben di Bali

Kompas.com - 17/01/2023, 22:00 WIB
Serafica Gischa

Editor

Oleh: Ani Rachman, Guru SDN No.111/IX Muhajirin, Muaro Jambi, Provinsi Jambi

 

KOMPAS.com - Masyarakat di Bali mempunyai tradisi pemakaman yang unik. Yang paling terkenal tentu saja adalah Ngaben.

Upacara Ngaben (Pelebon) memiliki arti penting bagi orang Bali. Dengan Pengabenan itu, keluarga dapat membebaskan arwah orang yang meninggal dari ikatan-ikatan duniawinya.

Rohnya akan menuju surga atau menjelma kembali ke dunia melalui reinkarnasi (kelahiran kembali).

Ngaben ini merupakan wujud rasa hormat sanak keluarga terhadap orang yang meninggal tersebut.

Ngaben memerlukan biaya yang besar. Karena itu, pelaksanaannya sering ditunda cukup lama sejak kematian.

Baca juga: Mengenal Filosofi dan Tata Letak Rumah Tradisioanl Bali

Untuk meringankan biaya dan tenaga, ini masyarakat sering melakukan pengampunan secara bersama-sama. Jasad orang yang meninggal sering dimakamkan terlebih dahulu hingga biayanya mencukupi.

Bagi keluarga yang mampu, upacara Ngaben dapat dilakukan secepatnya. Jasad orang yang telah meninggal disimpan di rumah sambil menunggu waktu yang baik.

Menurut kepercayaan orang Bali, selama masa penyimpanan di rumah, roh orang yang meninggal menjadi tidak tenang dan selalu ingin kebebasan.

Hari yang baik untuk melaksanakan ngaben biasanya ditentukan oleh para pendeta berdasarkan pada kalender Bali.

Beberapa hari sebelum upacara ngaben dilaksanakan, keluarga dengan dibantu oleh masyarakat akan membuat " Bade" dan " Lembu" yang sangat megah terbuat dari kayu, kertas warna-warni, dan bahan lainnya.

"Bade dan Lembu" ini merupakan tempat jenazah yang akan digunakan pada pelaksanaannya.

Baca juga: Mengenal Makepung, Balapan Kerbau Tradisi Bali

Upacara ngabenkemkes.go.id Upacara ngaben

Proses pelaksanaan ngaben

Pagi hari sebelum upacara ngaben dimulai, keluarga dan masyarakat datang untuk melakukan penghormatan terakhir. Jenazah kemudian dibersihkan, yang disebut "Nyiramin", oleh masyarakat dan keluarganya. 

Nyiramin ini dipimpin oleh seorang yang dianggap paling tua di dalam masyarakat. Setelah itu, jenazah dipakaikan dengan pakaian adat Bali seperti layaknya orang yang masih hidup.

Setelah semuanya siap, jenazah akan ditempatkan di "Bade" untuk diusung beramai-ramai ke kuburan tempat upacara ngaben. Acara ini diiringi dengan gamelan, kidung suci, dan diikuti seluruh keluarga dan masyarakat. 

Di depan "Bade" terdapat kain putih yang panjang yang bermakna sebagai pembuka jalan sang arwah menuju tempat asalnya. Di setiap pertigaan atau perempatan jalan "Bade" akan diputar sebanyak tiga kali.

Hal itu bertujuan agar roh orang yang meninggal itu menjadi bingung dan tidak dapat kembali serta tidak mengganggu keluarga.

Sesampai di kuburan upacara ngaben dilaksanakan dengan meletakkan jenazah di "Lembu" yang telah disiapkan.

Baca juga: Mengenal Upacara Jatakarma Samskara, Bali 

Ida Pedanda (pendeta) membaca doa, kemudian menyalakan api pada jasad. Lembu serta jasad jenazah dibakar sampai menjadi abu. 

Abu ini kemudian dilarung ke laut atau sungai yang dianggap suci. Proses ini merupakan rangkaian upacara terakhir atas jasad fanah orang yang meninggal. Setelah upacara ini, keluarga dapat tenang mendoakan leluhur dari tempat suci dan pura masing-masing.

Makna upacara ngaben

Makna upacara ngaben pada intinya adalah untuk mengembalikan roh leluhur ke tempat asalnya. Upacara ngaben biasanya dilakukan dengan semarak, tidak ada isak tangis.

Ada suatu keyakinan di kalangan orang Bali, bahwa kita tidak boleh menangisi orang yang telah meninggal karena itu dapat menghambat perjalanan sang arwah menuju tempatnya.

 

Suka baca tulisan-tulisan seperti ini? Bantu kami meningkatkan kualitas dengan mengisi survei Manfaat Kolom Skola

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com