Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Kesenian Unik Masyarakat Bali dan Lombok

Kompas.com - 16/01/2023, 22:00 WIB
Serafica Gischa

Editor

Namun sekarang, atraksi kesenian ini seringkali diadakan untuk mengiringi arak-arakan pengantin (nyongkolan) atau khitanan dan juga untuk menyambut tamu penting.

Nama kesenian Gendang Beleq diambil dari salah satu alat musik yang digunakan, yaitu dua gendang berukuran besar dan panjang.

Bentuk kesenian tradisional Gendang Beleq merupakan budaya yang mendapat pengaruh kesenian Bali. Sebelumnya, kesenian gendang beleq hanya terdiri atas sebuah jidur (gendang besar yang berbentuk bedug), sebuah gong, dan sebuah suling. 

Demikian besar pengaruh kebudayaan Bali pada waktu itu, sehingga peralatan kesenian ini berkembang sesuai dengan alat yang digunakan pada kesenian Bali, yaitu tawaq-tawaq.

Akan tetapi, agar tidak meninggalkan nilai-nilai Islam, para seniman suku Sasak tetap mempertahankan bentuk gendang besar yang menyerupai bedug yang digunakan di masjid.

Jumlah pemain dalam kesenian Gendang Beleq dibatasi, yaitu 13 atau 17 orang pemain yang semuanya adalah laki-laki. Bilangan ini menunjukkan bilangan rakaat dalam shalat.

Demikian pula dengan tata cara memainkan alat ini yang merupakan cerminan dari pelaksanaan salat berjamaah dan tuntunan hidup bermasyarakat dengan nilai-nilai keislaman.

Baca juga: Tari Gandrung, Tari Tradisional Masyarakat Lombok

Tari Gandrung Sasak

Bagi masyarakat Sasak di Lombok, Gandrung merupakan sebuah pertunjukan yang dilakukan seorang penari wanita yang diiringi seperangkat gamelan (sabarungan), puisi, dan nyanyian (lelakaq, sandaran).

Pertunjukan Gandrung ini dilakukan dalam perayaan Desa setelah masa panen padi. Gandrung menunjukkan sukacita dan harapan bersama masyarakat Sasak.

Pada awal dipentaskan tari Gandrung dimainkan oleh penari pria. Tetapi pada perkembangan kemudian, tari Gandrung dimainkan oleh penari wanita.

Pertunjukan tari Gandrung dilakukan oleh satu atau dua orang wanita. Biasanya digelar pada malam hari yang bertepatan dengan pasca panen padi. 

Sebelum digelar pertunjukan tari Gandrung, terlebih dahulu diadakan prosesi andang-andang, yaitu berupa sesaji yang terdiri dari beras, uang logam (244 keping), benang satu ikat, sirih pinang, serta sebutir kelapa.

Sesaji ini digunakan sebagai awalan sebelum pertunjukan tari Gandrung. Proses ini disebut dengan pemeras Pati. Upacara pemeras Pati ditunjukkan untuk menghilangkan gangguan selama pertunjukan.

Dalam tradisi masyarakat Sasak, seorang penari Gandrung merupakan seorang perempuan yang masih gadis atau remaja. Penari yang dipilih biasanya masih memiliki hubungan darah dengan penari sebelumnya.

Baca juga: Senjata Tradisional NTB

Penari ini terus bergantian melakukan proses pewarisan kepada para gadis yang lebih muda. Biasanya pergantian ini terjadi karena seorang penari menikah atau pergi keluar desa. 

Apabila sampai pada suatu saat tidak ada seorang gadis pun yang bisa menggantikan kedudukan penari sebelumnya, maka penari tersebut akan memilih melajang (tidak kawin) dan memenuhi tugasnya melestarikan budaya masyarakat tersebut.

 

Suka baca tulisan-tulisan seperti ini? Bantu kami meningkatkan kualitas dengan mengisi survei Manfaat Kolom Skola

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com