Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengenal Kesenian Unik Masyarakat Bali dan Lombok

Oleh: Ani Rachman, Guru SDN No.111/IX Muhajirin, Muaro Jambi, Provinsi Jambi

KOMPAS.com - Pulau Bali dan Lombok memiliki kekhasan budayanya masing-masing. Hal ini karena adanya pengaruh yang beragam dan berbeda satu sama lain.

Perbedaan yang unik dapat kita lihat dari berbagai ragam tradisi dan kesenian yang dimiliki oleh masing-masing daerah. Berikut adalah beberapa kesenian dari masyarakat Bali dan Lombok, di antaranya:

Tradisi Mekare-Kare

Mekare-Kare adalah tradisi perang pandan yang ada di desa Tenganan Pegringsingan. Pandan yang digunakan bukanlah daun pandan yang sering dipakai dalam pembuatan kue. Pandan yang digunakan adalah dari jenis yang daunnya keras dan berduri.

Tradisi ini merupakan ritual penghormatan Dewa Indra, yaitu Dewa Perang. Mereka percaya bahwa pada zaman dahulu, Dewa Indra telah memerintahkan anak buahnya untuk menghancurkan raksasa jahat bernama Mayadenawa.

Mekare-kare biasanya dilakukan pada bulan kelima berdasarkan kalender Bali. Pesertanya bisa laki-laki muda ataupun yang sudah tua. Tidak ada persiapan khusus untuk melakukan perang pandan ini. Yang diperlukan hanya keberanian untuk bertarung.

Sebelum bertarung peserta biasanya meminum tuak, minuman beralkohol tradisional Bali, dengan menggunakan daun pisang. Petarung hanya memakai sarung, tidak boleh memakai pelindung badan ataupun pakaian bagian atas. 

Mereka akan terluka karena sabetan daun pandan dari lawannya, tetapi tidak ada kemarahan di antara mereka karena ini adalah bagian dari ritual yang sakral. Luka-luka itu akan segera sembuh dengan ramuan tradisional.

Setelah pertarungan, para peserta akan duduk bersama menikmati makanan dan minuman tradisional. Suguhan berupa makanan dan minuman itu merupakan simbol kebersamaan yang disebut "Megibung".

Ogoh-Ogoh

Ogoh-ogoh adalah sebuah patung besar yang menyerupai makhluk yang menyeramkan. Masyarakat Bali menyebutnya dengan nama Bhuta Kala.

Ogoh-ogoh biasanya dipertunjukkan dalam rangkaian perayaan. Ogoh-ogoh memiliki peranan sebagai simbol penawar kekuatan-kekuatan negatif atau kekuatan Bhuta (raksasa). 

Ogoh-ogoh yang dibuat pada perayaan Nyepi ini merupakan perwujudan Bhuta Kala, yakni unsur alam yang terdiri dari air, api, cahaya, tanah, dan udara.jika kekuatan alam itu berlebihan tentunya akan menjadi kekuatan yang merusak.

Ogoh-ogoh diperkirakan muncul untuk menyebutkan Barong Landung, yang merupakan perwujudan dari Raden Datonta dan Sri Dewi.

Mereka adalah pasangan suami istri yang berwajah buruk dan menyeramkan yang pernah berkuasa di Bali. Ogoh-ogoh ini akan diarak pada perayaan Nyepi sehingga suasana menjadi semakin semarak.

Tradisi Gendang Beleq

Gendang beleq merupakan salah satu kesenian tradisional yang berkembang di kalangan masyarakat suku Sasak, Lombok. Awalnya, Gendang Beleq berfungsi sebagai pengiring para ksatria yang akan maju ke medan perang maupun menyambut para pahlawan yang pulang dari medan perang. 

Namun sekarang, atraksi kesenian ini seringkali diadakan untuk mengiringi arak-arakan pengantin (nyongkolan) atau khitanan dan juga untuk menyambut tamu penting.

Nama kesenian Gendang Beleq diambil dari salah satu alat musik yang digunakan, yaitu dua gendang berukuran besar dan panjang.

Bentuk kesenian tradisional Gendang Beleq merupakan budaya yang mendapat pengaruh kesenian Bali. Sebelumnya, kesenian gendang beleq hanya terdiri atas sebuah jidur (gendang besar yang berbentuk bedug), sebuah gong, dan sebuah suling. 

Demikian besar pengaruh kebudayaan Bali pada waktu itu, sehingga peralatan kesenian ini berkembang sesuai dengan alat yang digunakan pada kesenian Bali, yaitu tawaq-tawaq.

Akan tetapi, agar tidak meninggalkan nilai-nilai Islam, para seniman suku Sasak tetap mempertahankan bentuk gendang besar yang menyerupai bedug yang digunakan di masjid.

Jumlah pemain dalam kesenian Gendang Beleq dibatasi, yaitu 13 atau 17 orang pemain yang semuanya adalah laki-laki. Bilangan ini menunjukkan bilangan rakaat dalam shalat.

Demikian pula dengan tata cara memainkan alat ini yang merupakan cerminan dari pelaksanaan salat berjamaah dan tuntunan hidup bermasyarakat dengan nilai-nilai keislaman.

Tari Gandrung Sasak

Bagi masyarakat Sasak di Lombok, Gandrung merupakan sebuah pertunjukan yang dilakukan seorang penari wanita yang diiringi seperangkat gamelan (sabarungan), puisi, dan nyanyian (lelakaq, sandaran).

Pertunjukan Gandrung ini dilakukan dalam perayaan Desa setelah masa panen padi. Gandrung menunjukkan sukacita dan harapan bersama masyarakat Sasak.

Pada awal dipentaskan tari Gandrung dimainkan oleh penari pria. Tetapi pada perkembangan kemudian, tari Gandrung dimainkan oleh penari wanita.

Pertunjukan tari Gandrung dilakukan oleh satu atau dua orang wanita. Biasanya digelar pada malam hari yang bertepatan dengan pasca panen padi. 

Sebelum digelar pertunjukan tari Gandrung, terlebih dahulu diadakan prosesi andang-andang, yaitu berupa sesaji yang terdiri dari beras, uang logam (244 keping), benang satu ikat, sirih pinang, serta sebutir kelapa.

Sesaji ini digunakan sebagai awalan sebelum pertunjukan tari Gandrung. Proses ini disebut dengan pemeras Pati. Upacara pemeras Pati ditunjukkan untuk menghilangkan gangguan selama pertunjukan.

Dalam tradisi masyarakat Sasak, seorang penari Gandrung merupakan seorang perempuan yang masih gadis atau remaja. Penari yang dipilih biasanya masih memiliki hubungan darah dengan penari sebelumnya.

Penari ini terus bergantian melakukan proses pewarisan kepada para gadis yang lebih muda. Biasanya pergantian ini terjadi karena seorang penari menikah atau pergi keluar desa. 

Apabila sampai pada suatu saat tidak ada seorang gadis pun yang bisa menggantikan kedudukan penari sebelumnya, maka penari tersebut akan memilih melajang (tidak kawin) dan memenuhi tugasnya melestarikan budaya masyarakat tersebut.

Suka baca tulisan-tulisan seperti ini? Bantu kami meningkatkan kualitas dengan mengisi survei Manfaat Kolom Skola

https://www.kompas.com/skola/read/2023/01/16/220000769/mengenal-kesenian-unik-masyarakat-bali-dan-lombok

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke